Laporan Wartawan Grid.ID, Maria Novika Diah Siswari
Grid.ID - Tragedi jatuhnya helikopter milik TNI AD pada Sabtu (6/6/2020) lalu masih menyisakan duka mendalam.
Helikopter tipe Mi17 tersebut diketahui jatuh dan terbakar di dekat Kawasan Industri Kendal (KIK), Jawa Tengah.
Peristiwa tersebut merenggut nyawa 5 orang dan juga menyebabkan 4 orang lain mengalami luka bakar.
Salah satu korban yang meninggal dalam kecelakaan tersebut adalah Kapten Cpn I Kadek Udi Surdiasa.
Beberapa waktu lalu sempat ramai dibicarakan sebuah video yang berisi putri dari mendiang Kadek menangis pilu sambil memeluk peti jenazah sang ayah.
Video ini diunggah oleh akun Instagram @dahnil_anzar_simanjuntak pada Senin (8/6/2020).
Awalnya sang putri digendong oleh salah satu anggota TNI dan mengantarnya untuk masuk ke dalam pesawat dimana jenazah sang ayah berada.
Ketika sudah sampai dan diturunkan oleh sang TNI, Anak perempuan tersebut langsung memeluk erat peti jenazah sang ayah seakan tak mau dipisahkan.
Dengan menangis pilu, sang putri pun tak bisa lama-lama memeluk peti tersebut.
Baca Juga: Aurel Hermansyah Ogah Disangkutpautkan dengan Profesi Orangtua yang Jadi Anggota DPR
Ketika ia bangkit, dilihatnya potret sang ayah dengan mengenakan seragam lengkap.
Ia pun membelai foto sang ayah dengan lembut seakan menunjukan betapa besarnya kasih sayangnya untuk mendiang Kadek.
"Tangis peluk perpisahan Putri Kapten Cpn I Kadek Sudiarsa. Perwira TNI AD yang gugur dalam kecelakaan Helikopter di Kendal.
Dik, kenanglah Ayahmu sebagai patriot bangsa, yang meninggalkan kebanggaan bagi kamu dan keluarga. Tabah selalu. Selamat Jalan Kusuma Bangsa," tulis Dahnil dalam caption videonya tersebut.
Hingga saat ini, penyebab jatuhnya helikopter tersebut masih diselidiki oleh pihak berwajib.
Melansir dari Tribunnewsbogor.com pada Selasa (9/6/2020), Helikopter tersebut sedang melaksanakan misi latihan terbang di Pusat Pendidikan Penerbang AD, Semarang, Jawa Tengah, sebagai bagian dari program Pendidikan Calon Perwira Penerbang 1.
Diketahui Jenazah Kadek akan dikebumikan di Bali, tanah kelahirannya.
(*)
Penulis | : | Maria Novika Diah Siswari |
Editor | : | Winda Lola Pramuditta |