Menurut Agus, pesan menyentuh itu menyinggung bahwa corona adalah sebuah kenyataan yang dihadapi masyarakat.
Corona bukan rekayasa.
Catatan itu kurang lebih bertulis:
"Ini adalah realitas yang kita hadapi. Kita tidak meminta dipuja, Kita tidak meminta disanjung Kalau memang anda harus keluar rumah karena pekerjaan dan perputaran ekonomi, insya Allah kita akan memahami tapi jangan curigai kami mengada-ada dengan penyakit ini Karena kita tidak akan tau penyakit ini mengenai siapa dan dimana".
Baca Juga: Tantri Kotak Unggah Konten Dewasa di Instagram: Bisa Jadi Apes Bagi yang Jomblo..
Agus mengatakan, dari pesan itu mengingatkan bahwa Covid-19 nyata.
"Pesan lainnya dari dr D bahwa corona bukan rekayasa. Jadi, kita semua diajak agar selalu waspada agar tidak seperti nasib dr D," ungkap Agus Suryantono.
Dokter itu meninggal dunia di RS Unair pada 14 Juni 2020 dengan status terkonfirmasi virus corona atau Covid-19.
Sehari-harinya, dr D bekerja di Puskesmas Tambelangan.
Plt Kepala Dinkes Sampang, Agus Mulyadi mengatakan, almarhum dikonfirmasi terjangkit virus corona setelah tes swab mandiri bersama istrinya di sebuah rumah sakit di Kabupaten Pamekasan pada 10 Juni 2020.
Kemudian, pada 13 Juni 2020, almarhum menjalani perawatan di RS Unair Surabaya.
"Setelah menjalankan perawatan dua hari, pada Senin pagi almarhum meninggal," kata Agus Mulyadi, Senin (15/6/2020).
"Almarhum dipulangkan ke tempat tinggalnya untuk dimakamkan sesuai protokol kesehatan Covid-19," ujarnya.
(*)
Viral, Pernikahan Ini Sajikan Menu Mie Instan untuk Undangan yang Datang padahal Tajir, Tamu: Kami Juga Bawa Bekal Sendiri
Source | : | Kompas.com,Madura.tribunnews.com |
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Nurul Nareswari |