Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Seorang pria mengaku menderita herpes labialis setelah mencium seorang wanita yang ditemuinya di sebuah situs kencan, kemudian menggugatnya lebih dari £ 130.000 atau setara Rp 2,3 miliar.
Adalah Martin Ashley Conway (45), ia mengatakan telah "trauma", kehidupan dan pekerjaannya sangat terpengaruh setelah tertular virus herpes labialis melalui ciuman pada seorang wanita saat kencan di London tahun lalu.
Conway mengatakan bahwa wanita yang ditemuinya melalui jejaring sosial meetup.com "lalai" dalam menciumnya, padahal sedang sakit.
Dia mengatakan telah sakit beberapa hari setelah kencan.
Ia merasakan gejala seperti flu dan bisul mulut, bahkan harus dilarikan ke rumah sakit setelah panik.
Conway mengatakan bahwa Lovelace perlu membayar karena menularkan penyakitnya.
Hal ini membuat kehidupan pribadi dan perkerjaannya terganggu.
"Dia punya kewajiban moral, etika, dan hukum untuk memperingatkan saya tentang risiko yang akan saya hadapi. Saya dicium sebelum saya diberitahu tentang herpes bibir yang dideritanya," kata Conway.
Tidak tinggal diam, wanita berusia 30 tahun ini juga melakukan perlawanan balik atas tuntutan yang ditujukan padanya.
"Saya bertemu dengan dia pada Mei 2019 dan kami berkomunikasi setiap hari, kemudian berkembang menjadi hubungan lebih serius”.
"Pada tanggal 4 Juli 2019, dia mengundang saya untuk keluar malam. Dia bertemu saya di pusat kota London dan kami berciuman. Kemudian setelah itu, dia memberi tahu saya, ketika riasnya terlepas, bahwa dia sakit,” jelas Conway.
"Saya tidak memiliki pengetahuan tentang sakitnya yang belum pernah terinfeksi sebelumnya dan tidak menyadari sifat menular dari penyakit ini," katanya.
Conway mengatakan, dia mulai mengalami batuk dua hari kemudian dan memiliki gejala seperti flu dalam seminggu.
Penyakitnya mulai berkembang dan menyebar di mulut yang menurutnya sangat menyusahkan.
Conway mengatakan karena penyakitnya ini sekarang dirinya jadi mengalami risiko lebih tinggi terkena penyakit yang lebih parah, termasuk sporadic encephalitis yang "jarang tapi menghancurkan" .
Beberapa hari kemudian, ia panik dan pingsan di rumah setelah melihat lebih banyak bisul muncul dan harus dibawa ke Rumah Sakit St Mary, Paddington, dengan ambulans.
"Penyakitku semakin memburuk dan tidak bisa makan atau meninggalkan apartemen. Beberapa minggu saya tidak meninggalkan apartemen kecuali untuk janji medis," ucap Conway.
Dia juga menjelaskan bahwa tidak bisa lagi bersepeda, karena dia khawatir panas dan stres akan menyebabkan kambuh.
Kemudian stigma dan rasa sakit karena memiliki virus juga memiliki implikasi psikologis yang sulit untuk dikelola, katanya.
"Saya menderita depresi di masa lalu dan saya khawatir bahwa saya akan memerlukan dukungan psikologis secara teratur untuk mengelola beban psikologis tambahan yang disebabkan oleh sifat infeksi yang telah diberikan kepada saya," jelasnya.
Dalam pembelaannya, Lovelace menyangkal versi peristiwa Conway dan keakuratan sebagian besar laporannya tentang hubungan mereka.
Dia menyangkal tanggung jawab apa pun, meminta klaim untuk diserang, dan menambahkan bahwa tindakan terhadap terdakwa ini sembrono dan menjengkelkan.
"Pernyataan kasus tidak mengungkapkan alasan yang masuk akal untuk mengajukan klaim," katanya, menyebut tindakan itu sebagai penyalahgunaan proses pengadilan.
Kasus ini sampai di pengadilan secara singkat pada bulan Februari untuk pemeriksaan arahan pra-persidangan dan dijadwalkan kembali untuk pemeriksaan lebih lanjut akhir tahun ini.
(*)
3 Shio yang Hobinya Makan Telur, Setiap Makanan Berbahan Telur Auto Disikat Habis-habisan
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Winda Lola Pramuditta |