Laporan Wartawan Grid.ID, Novia Tri Astuti
Grid.ID - Tragedi tewasnya kakak beradik di Medan hingga kini masih berbuntut panjang.
Korban bernama Ikhsan Fatahilah (10) dan Rafa Anggara (5) dikabarkan telah tewas dalam kondisi yang mengenaskan.
Bahkan tewasnya dua bocah malang ini, pertama kali diketahui oleh ibu kandung korban.
Pasalnya setelah sukses membunuh dua bocah tersebut, pelaku langsung mengabarkan hal tersebut pada ibu kandung korban.
Seperti dikutip dari Grid.ID sebelumnya, dua bocah malang itu diketahui tewas secara tragis di tangan ayah tirinya.
Pelaku tega menghabisi nyawa anaknya lantaran merasa geram saat mereka merengek meminta uang jajan untuk membeli es krim.
Merasa kesal karena dua anaknya merengek, akhirnya pelaku menghabisinya tanpa ampun.
Bahkan pelaku tega membuang jasad anak sambungnya itu di dalam parit di sudut lorong Sekolahan Global Prima.
Kini mengutip informasi lebih lanjut dari Tribun Medan pada Selasa (23/6/2020), pihak Sekolah SMP Global Prima angkat suara.
Maria Linda selaku kepala sekolah, membantah bahwa dua bocah malang itu tewas di lingkungan sekolah.
Untuk menjawab simpang siur kabar yang beredar, Maria menyebutkan bahwa dua jasad bocah malang itu ditemukan tepatnya di Jalan Brigjen Katamso, Gang Abadi, Medan.
"Kejadian pembunuhan ini terjadi di Jalan Brigjen Katamso bukan terjadi di lingkungan/gedung sekolah Global Prima."
"Kejadian pembunuhan tersebut dilakukan di rumah kos pelaku dan tidak ada kaitannya dengan sekolah Global Prima," tuturnya.
Lebih lanjut, Maria juga menegaskan bahwa pembuangan mayat kedua anak tersebut bukan di lingkungan sekolah SMP Global Prima.
"Pelaku membuang jenazah kedua korban di gang antara rumah warga dan gedung sekolah Global Prima. Di mana pada gang tersebut terdapat parit pembuangan warga," ujarnya.
Sementara itu aparat kepolisian telah meminta bantuan kepada sekolah Global Prima untuk memberikan akses jalan menuju gang antara rumah warga dengan gedung sekolah agar memudahkan evakuasi.
Selain itu, Maria juga mengaku telah memberikan rekaman CCTV yang dapat membantu kepolisian.
"Pihak sekolah membantu pihak kepolisian dengan memberikan akses menuju gang antara rumah warga dengan gedung sekolah Global Prima tersebut agar korban dapat dievakuasi," tuturnya.
Selanjutnya ia juga menyebutkan bahwa pihak sekolah Global Prima tidak pelaku maupun para korban dalam kejadian tersebut.
"Pelaku bukanlah pegawai/staf di Sekolah Global Prima dan korban bukanlah murid sekolah Global Prima."
"Kami mengimbau kepada khalayak ramai untuk tidak menyebarluaskan informasi yang sesat, seolah-olah pembunuhan terjadi di lingkungan/gedung sekolah Global Prima," pungkasnya.
(*)
Kimberly Ryder Klarifikasi soal Lemari Plastik yang Jadi Omongan Netizen, Ada Sejarah Miris di Baliknya
Source | : | Tribun Medan,Grid.ID |
Penulis | : | Novia |
Editor | : | Nesiana Yuko Argina |