Grid.ID – Bersuamikan seorang pilot dari maskapai pelat merah membuat pedangdut Iis Dahlia kini hidup bergelimang harta.
Sudah bukan rahasia umum jika suami Iis Dahlia bukanlah orang sembarangan lantaran Satrio Dewandono merupakan pilot Garuda Indonesia.
Tak main-main, Satrio Dewandono sanggup meraup gaji puluhan juta yang disebut-sebut melampaui gaji presiden!
Seperti diberitakan GridHype.id pada 25 September 2019, gaji Presiden RI berada pada kisaran Rp 30,2 juta (sesuai dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1978 tentang Hak Keuangan/Administratif Presiden dan Wakil Presiden serta Bekas Presiden dan Wakil Presiden).
Sementara itu, menurut manajemen Garuda Indonesia, penghasilan pilot junior di maskapai ini di tahun pertama saja bisa menyentuh angka Rp 60 juta per bulan.
Namun, di balik harta duniawi yang tumpah ruah itu, Iis Dahlia sempat mengungkap risiko pekerjaan suaminya yang sampai bertaruh nyawa.
Alhasil, pelantun ‘Payung Hitam’ ini mengaku sering cemas setiap kali suaminya pamit bertugas.
Terlebih lagi setelah Iis Dahlia mendengar tragedi pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh, istri pilot Satrio Dewandono ini ikut berduka dan membeberkan pesan yang sering diucap suaminya sebelum pergi bertugas.
Awal menikah, Iis Dahlia kerap diingatkan oleh suaminya tentang risiko pekerjaannya.
"Ya kalau di awal sih suami saya selalu ngomong ke saya: 'kalau saya pergi, kamu harus siap kalau saya nggak kembali' gitu," ujar Iis Dahlia seperti dikutip Grid.ID dari channel Youtube Trans7 Official edisi 31 Oktober 2018.
Sebagai seorang istri tentu Iis Dahlia sempat sedih mendengar pesan tersebut terlontar dari mulut suaminya.
"Kalau awal-awal (pernikahan) sih sedih. Ke sini-sininya kalau dia bilang: 'Mah, aku tadi begini, begini. Tapi karena aku melihat dia udah selamat sampai di rumah aku lega," ujar wanita asal Indramayu, Jawa Barat itu.
Ya, bagi Iis melihat suaminya pulang dalam keadaan selamat sudahlah cukup.
Pedangdut yang sempat menjadi juri ajang D’Academy ini juga mengatakan sang suami pernah mengalami kejadian dramatis.
Mesin pesawatnya mati satu hingga harus mendarat darurat di kota terdekat.
Seolah tak ingin membuat istrinya waswas, Satrio Dewandono pun hanya mengatakan kalau ia akan terlambat pulang ke rumah.
"Paling dia cuma izin, 'mah aku telat pulang soalnya pesawatnya rusak, aku mampir dulu', waktu itu sih ke Palembang," kata Iis Dahlia.
Meski sering mengabari tentang kondisi terkininya, Satrio tak pernah bercerita pada Iis soal kerusakan mesin saat jam kerja.
"Dia enggak pernah cerita kerusakan pesawat atau masalah apapun pas kerja. Dia ceritanya selalu kalau udah di rumah. Dia baru cerita kalau tadi mesinnya mati satu lah, ini, itu," cerita Iis Dahlia.
Risiko pekerjaan Satrio yang tinggi membuat Iis Dahlia selalu berdoa untuk keselamatan suaminya.
Saat ia mendengar berita jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 pada 29 Oktober 2018, Iis mengaku kaget dan lemas, namun tak lupa menyampaikan rasa duka citanya pada segenap keluarga korban.
"Saya kalau denger berita pesawat (jatuh) itu lemes. Makanya, saya sangat berbela sungkawa, semoga yang ditinggalkan diberi ketabahan," kata Iis.
"Semoga di Indonesia tidak terjadi lagi kecelakaan pesawat, safety-nya mesti dijaga. Pemerintah juga mesti kasih peringatan kepada maskapai nakal, memaksa pilotnya terbang padahal pesawatnya rusak. Hal itu harusnya tidak boleh lagi terjadi karena taruhannya adalah nyawa," harap Iis.
Ya, seperti diketahui pesawat Lion Air JT 610 yang terbang dengan rute Jakarta-Pangkal Pinang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat pada 29 Oktober 2018 silam.
Melansir Kompas.com, sebanyak 189 orang yang terdiri atas 179 penumpang dewasa, 1 penumpang anak-anak, 2 bayi, 2 pilot, serta 5 kru dinyatakan meninggal dunia akibat kecelakaan ini.
Artikel ini telah tayang di Grid.ID dengan judul Berstatus Istri Pilot, Iis Dahlia Ungkapkan Pesan Suami Setiap Hendak Bertugas: Kamu Harus Siap Kalau Saya Nggak Kembali
(*)
3 Shio yang Hobinya Keluar Malam, Nggak Betah Tiduran Doang di Kamar dan Pengennya Nglayap
Source | : | Kompas.com,Grid.ID |
Penulis | : | None |
Editor | : | Puput Akad Ningtyas Pratiwi |