Laporan Wartawan Grid.ID, Hananda Praditasari
Grid.ID - Kabar duka kembali datang dari dunia seni dan sastra di Tanah Air.
Seperti yang diketahui bahwa Sapardi Djoko Damono telah menghembuskan napas terakhir pada Minggu (19/7/2020).
Sang penyair legendaris meninggal dunia pukul 09:17 WIB di Rumah Sakit Eka Hospital BSD, Tangerang Selatan.
Baca Juga: Dinilai Tak Berdasar, Ganjar Pranowo Geram Saat Solo Disebut Zona Hitam!
Mengingat almarhum merupakan salah satu tokoh yang paling berpengaruh dalam dunia seni dan sastra.
Banyak masyarakat Tanah Air yang kehilangan dan turut mengungkapkan duka cita atas tutupnya usia almarhum yang ke-80 tahun.
Bukan hanya dari kalangan masyarakat biasa, sejumlah tokoh Tanah Air pun ikut mengucapkan belasungkawa.
Kabar duka ini juga disampaikan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo melalui akun Instagram @ganjar_pranowo.
"Kau ajarkan tabah, bijak, dan arif bersama turunnya hujan bulan Juni, kini hujan di mataku di akhir Juli," tulis Ganjar Pranowo.
"Selamat jalan Prof Sapardi Djoko Damono, karyamu abadi," tandasnya.
Melansir dari Kompas.com Sapardi telah menerima berbagai penghargaan dan hadiah sastra dari dalam dan luar negeri.
Pada 1963 Sapardi mendapat Hadiah Majalah Basis atas puisi Ballada Matinya Seorang Pemberontak.
Pada 1978 ia menerima Cultural Award dari pemerintah Australia. Pada 1983, ia memperoleh hadiah Anugerah Puisi-Puisi Putera II atas bukunya Sihir Hujan dari Malaysia.
Pada 1984 Dewan Kesenian Jakarta memberi penghargaan atas buku Perahu Kertas. Mataram Award diterima Sapardi pada 1985.
Hadiah SEA Write Award (Hadiah Sastra Asean) dari Thailand diterima pada 1986. Sapardi meraih Anugerah Seni dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pada 1990.
Kalyana Kretya dari Menristek RI diraih pada 1996. Pada 2003, ia mendapat penghargaan Achmad Bakrie Award for Literature. Disusul Khatulistiwa Award pada 2004.
Yang terakhir penghargaan dari Akademi Jakarta diraih pada 2012.
(*)
Dijuluki Bos Terbaik, Pria Ini Rogoh Kocek hingga Rp 10 Miliar Demi Belikan Hadiah Mobil untuk Karyawannya, Ternyata Ini Alasannya
Source | : | Kompas.com,Instagram |
Penulis | : | Hananda Praditasari |
Editor | : | Nesiana Yuko Argina |