Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Menstruasi merupakan fase alamiah yang dialami semua perempuan.
Biasanya fase pubertas anak perempuan ditandai dengan menstruasi atau haid ini.
Menstruasi pertama (menarche) pada remaja perempuan biasanya menginjak usia 11-14 tahun.
Terkadang dapat terjadi lebih awal pada usia sembilan tahun, atau lebih lambat sampai usia 15 tahun.
Baca Juga: Awas! 3 Penyakit Ganas Ini Siap Menyerang Tubuhmu Kalau Sering Pakai Sex Toy, Pikir-pikir Lagi Deh
Tanda-tanda menstruasi pertama ini adalah keluarnya darah dari vagina.
Darah tersebut awalnya berupa bercak berwarna kecokelatan dan jumlahnya sedikit.
Kemudian darah menjadi merah dan jumlahnya lebih banyak pada hari-hari berikutnya, intensitasnya kembali berkurang, sampai menstruasi berakhir.
Dilansir Grid.ID dari Mayo Clinic via Kompas.com, haid terjadi karena perubahan hormon.
Adapun hormon merupakan pembawa pesan dalam tubuh.
Ovarium atau indung telur melepaskan hormon estrogen dan hormon itu berperan menebalkan dinding rahim.
Seiring berjalannya proses tersebut, terjadi proses pematangan sel telur di ovarium.
Begitu matang, sel telur siap meninggalkan ovarium dan berjalan menuju rahim.
Kehamilan dapat terjadi saat sel telur dibuahi sperma dan menempel di dinding rahim.
Jika tidak dibuahi, akan luruh dan darah mengalir melalui vagina.
Periode Menstruasi Normal
Masa menstruasi biasanya berlangsung tiga sampai delapan hari.
Lamanya menstruasi dipengaruhi kondisi fisik, stres, asupan, sampai efek pengobatan tertentu.
Periode menstruasi berlangsung antara 21-35 hari, dihitung dari hari pertama menstruasi sebelumnya.
Periode Menstruasi Tidak Normal
· Siklus awal menstruasi teratur, lantas menjadi tidak teratur
· Berhenti mendapatan haid
· Haid banyak lebih dari tujuh hari
Baca Juga: Diet Mati-matian Tapi Tetep Gemuk? Tiga Hal Ini yang Mungkin Sedang Dialami Tubuhmu!
· Sudah mendapat menstruasi lagi setelah 21 hari
· Siklus menstruasi selanjutnya lebih dari 45 hari
· Nyeri atau kram di bagian bawah perut tak tertahankan
· Darah keluar di luar siklus haid
Baca Juga: Diet Mati-matian Tapi Tetep Gemuk? Tiga Hal Ini yang Mungkin Sedang Dialami Tubuhmu!
· Siklus haid tidak teratur lebih dari tiga tahun
Warna Darah Menstruasi
Tahukan kamu bahwa warna darah menstruasi yang keluar pun berbeda-beda.
Perbedaan warna ini tergantung kondisi kesehatan wanita itu.
Berikut ini beberapa jenis warna darah menstruasi yang bisa diperhatikan sebagai tanda kondisi kesehatanmu:
1. Merah cerah
Diwartakan Grid Health, warna ini biasa disebut dengan cranberry red karena warnanya mirip dengan buah cranberry.
Warna darah merah cerah ini menandakan bahwa zat besi yang dihasilkan dalam tubuh bekerja dengan baik.
Warna darah haid seperti ini menandakan tubuh dan organ reproduksi dalam kondisi sehat dan cukup subur.
Artinya, setalah haid berakhir, terdapat tempat sel telur yang siap dibuahi nantinya.
Menurut Dr. Karen Carcamo, M.D., M.P.H., ob-gyn dari Institute for Women's Health di San Antonio dari menyatakan bahwa masa haid dimulai saat lapisan rahim keluar.
"Biasanya, ketika aliran darah masuk ke alurnya dan berada pada titik terberatnya, itu akan berwarna merah cerah, yang berarti lapisan itu menumpahkan secara normal dan darah mengalir melalui sistem dengan cepat," jelas Dr. Carcamo.
2. Pink muda
Jika warna darah haid berubah menjadi pink muda atau merah pucat, sebaiknya perlu diwaspadai.
Pasalnya, warna darah haid ini menandakan bahwa kadar esterogen dalam tubuh cukup rendah.
Baca Juga: Loh, Katanya Sering Makan Sayur Bayam dan Tahu Bisa Menyebabkan Kista! Begini Penjelasan Ahli
Kadar esterogen pada wanita dapat berkurang akibat adanya aktivitas fisik yang terlalu berat seperti workout atau aktivitas lainnya.
Selain itu, Dr. Carcamo menjelaskan bahwa kekurangan esterogen dapat menyebabkan osteoporosis, perubahan suasana hati, masalah jantung, kekeringan di area kewanitaan, dan manimbulkan masalah kehamilan.
Kekurangan zat besi juga menjadi salah satu penyebab darah haid berwarna merah pucat ini.
3. Merah gelap disertai gumpalan
Biasanya terjadi pada hari pertama hingga kedua atau hari terakhir periode haid wanita.
Baca Juga: Jangan Minder Lagi! Nyatanya Wanita Berpayudara Kecil Punya Banyak Keuntungan Loh
Warna darah hair merah seperti ini biasa cukup menyakitkan bagi wanita, karena terkadang jika gumpalan merah tersebut ikut keluar akan mengakibatkan rasa nyeri pada perut.
Namun, menurut Dr. Carcamo, warna gelap ini kemungkinan hanya darah yang lebih tua dan telah menghabiskan lebih banyak waktu dalam tubuh.
"Hal ini terjadi karena kita tidak terlalu banyak berdarah, sehingga perlu waktu lebih lama untuk jatuh pada pembalut dan mengeluarkan gumpalan merah juga" kata Dr. Carcamo.
Selama waktu itu, darah teroksidasi, yang membuatnya lebih gelap.
4. Kehitaman
Warna darah ini harus sangat diwaspadai karena bukan hanya masalah yang cukup sepele.
Pada beberapa wanita yang didapati warana darah seperti ini biasanya akan mengalami kesulitan untuk hamil.
Hal ini akan berisiko terjadinya masalah pendarahan yang memengaruhi plasenta bayi semasa kehamilan.
5. Merah dan keabu-abuan
Waspadai warna darah seperti ini karena dapat menandakan keguguran dini pada wanita yang sedang hamil muda.
Baca Juga: Minum Pakai Sedotan Plastik Ternyata Bisa Bawa Petaka Bagi Tubuh, Hentikan Sekarang Juga!
"Sekitar 10 hingga 20 persen wanita yang mengetahui bahwa mereka hamil akan mengalami keguguran dini, biasanya dalam 10 minggu pertama jika mendapati darah berwarna seperti ini," kata Dr. Carcamo.
Selain itu, bisa jadi menandakan adanya penyakit atau infeksi menular seksual jika disertai bau tak sedap.
6. Kecokelatan
Warna darah haid yang berwarna kecoklatan berasal dari lapisan dalam uterus dan darah lama yang baru bisa dikeluarkan oleh tubuh.
Biasanya muncul jika suhu tubuh berada di atas 36 derajat Celcius, hal ini terjadi karena darah teroksidasi.
Suhu tubuh yang tinggi dapat berpengaruh negatif terhadap masa subur.
Namun, warna darah menstruasi yang kecoklatan ini masih sangat umum terjadi pada beberapa wanita.
7. Merah encer (berair)
Masa yang sangat berair mungkin merupakan indikasi kanker tuba falopi, kata Dr. Carcamo.
"Jangan panik dulu. Ini sangat jarang dan hanya terdapat 1-2 persen dari semua kanker terkait ginekologi. Saya tidak ingin orang takut kanker tuba falopi, tetapi jika wanita yang memiliki cairan encer yang berlebihan, mungkin ide yang baik untuk berbicara dengan dokter terlebih dahulu," tutup Dr. Carcamo.
Baca Juga: Sering Diabaikan! Kebiasaan Mengunyah Terlalu Cepat Bisa Bawa Petaka, Terutama Bagi Wanita!
(*)
Tangis Nunung Pecah saat Singgung Soal Kariernya di Dunia Hiburan, Sebut Perannya Kini Sudah Tergantikan
Source | : | Kompas.com,Grid Health |
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Nesiana |