Konsumen yang telah terpapar produk itu harus segera mencari pengobatan untuk menghilangkan efek toksik metanol.
Paparan metanol substansial dapat menyebabkan mual, muntah, sakit kepala, penglihatan kabur, kebutaan permanen, kejang, koma, dan kerusakan permanen pada sistem saraf atau kematian.
Sejak berlangsungnya pandemi Covid-19, para pejabat kesehatan mendesak warga untuk mencuci tangan selama 20 detik atau menggunakan hand sanitizer demi melindungi diri dari paparan virus corona.
Permintaan hand sanitizer pun melonjak hingga terjadi kelangkaan.
Baca Juga: Menakjubkan! Ini 9 Manfaat Baking Soda, Jadi Solusi Ampuh Atasi Masalah Sehari-hari
Merek-merek baru yang meragukan kemudian bermunculan dengan memanfaatkan situasi itu.
"Sayangnya, ada beberapa perusahaan mengambil keuntungan dari meningkatnya penggunaan pembersih tangan selama pandemi virus corona," kata Komisaris FDA Dr Stephen Hahn.
"Perusahaan itu menempatkan nyawa dalam risiko dengan menjual produk dengan bahan berbahaya dan tidak dapat diterima.”
“Konsumen dan penyedia layanan kesehatan tidak boleh menggunakan pembersih tangan yang mengandung metanol," lanjut dia.
Mantan Komisaris FDA sekaligus Presiden Pusat Obat-obatan untuk Kepentingan Umum, Peter Pitts mengatakan, menjual produk hand sanitizer ini seperti menjual obat ilegal.
Produk-produk tersebut bisa memenuhi rak-rak toko karena kurang ketatnya prosedur keamanan terhadap barang.
Source | : | Kompas.com,Grid Health |
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Nurul Nareswari |