Berikut ini alat-alat yang perlu digunakan:
1. Botol kaca atau plastik berkapasitas 10 liter dengan sumbat ulir.
2. Tangki plastik 50 liter polyethylene (lebih disarankan polypropylene atau kepadatan tinggi), tembus pandang agar tingkat cairannya terlihat.
3. Tangki stainless steel dengan kapasitas 80-100 liter.
4. Tangki stainless steel berkapasitas 80-10 liter dengan tutup.
5. Tongkat kayu, plastik, atau logam untuk mencampur.
6. Tabung ukur silinder.
7. Gelas takar, corong plastik atau logam.
8. Botol plastik dengan tutup anti bocor berukuran 100 ml dan botol atau gelas plastik dengan skrup berkapasitas 500 ml.
9. Tiga buah alkoholmeter, skala suhu di bagian bawah dan konsentrasi etanol (presentase v/v) di bagian atas.
Berikut ini langkah pembuatannya:
1. Alkohol sesuai formula dituangkan ke dalam botol atau tangki besar.
2. Tambahkan hidrogen peroksida dengan tabung ukur silinder.
3. Tambahkan gliseral menggunakan pengukur silinder. Gliseral yang sangat kental dan menempel pada dinding tabung ukur harus dibilas dengan air sterilatau air rebusan yang sudah dingin, dan kosongkan ke dalam botol atau tangki.
4. Penuhi botol atau tangki hingga 10 liter, tandai dengan suling steril atau air matang dingin.
5. Setelah itu, tutup tangki atau botol sesegera mungkin untuk mencegah penguapan.
6. Campur dengan menggoyangkan botol atau tangki dengan lembut, di mana sesuai atau dengan menggunakan sebuah dayung.
7. Masukan ke wadah akhir (plastik atau botol 500 ml, 100 ml) dan diamkan selama 72 jam sebelum digunakan.
Itulah cara pembuatan hand sanitizer menurut WHO.
Meski demikian, perlu diingat bahwa kebersihan tangan yang maksimal hanya bisa didapat dengan mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, ya.
(*)
Source | : | Kompas.com,Grid Health |
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Nurul Nareswari |