Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Masalah kelainan seksual, fetish memang sedang menghebohkan jagat maya.
Adalah seorang pria bernama Gilang, yang merupakan mahasiswa sebuah perguruan tinggi di Surabaya menjadi pusat perhatian karena dituding menjadi pelaku pelecehan seksual.
Namun, pola pelecehan yang muncul kali ini sangat aneh.
Gilang dianggap memiliki fetish membungkus orang lain dengan kain jarik atau kain batik, hingga kain tersebut menutupi seluruh tubuh korban.
Baca Juga: Terpilih untuk Dikurbankan, Sapi Milik Nikita Mirzani Menangis
Hal inilah menjadi alasan mengapa ia kini disebut "Gilang Bungkus".
Ia sudah memiliki strategi yang bisa dibilang tersusun untuk mengelabui korbannya.
Awalnya, Gilang menghubungi para korbannya yang mayoritas merupakan mahasiswa tingkat awal, melaui media sosial.
Kemudian, dengan iming-iming ingin melakukan penelitian ilmiah, Gilang memaksa lawan bicaranya untuk membungkus seluruh tubuhnya dengan kain jarik, setelah sebelumnya kaki, tangan, mata, serta telinga korban diinstruksikan untuk ditutup menggunakan lakban.
Baca Juga: Kurban Sapi Limousin Jumbo, Arief Muhammad Kebingungan Beri Daging ke Siapa
Nah, saat permintaannya tidak dikabulkan, pria itu mulai mengeluarkan ancaman dan pemaksaan pada korban.
Penjelasan mengenai Fetish ini sempat diungkap seorang psikolog ternama Zoya Amirin.
Melalui kanal YouTube miliknya, Zoya Amirin menjelaskan apa arti Fetish sebenarnya.
Zoya menjelaskan jika pengertian Fetish dianalisa dalam buku Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental).
Lebih lanjut menurut Zoya menerangkan jika Fetish adalah perilaku penyimpangan seksual.
Zoya juga menyangkutkan perilaku Fetish ini pada kasus Reynhard Sinaga.
"Fetish adalah seorang individu yang terangsang dengan bagian tubuh non seksual atau benda-benda non seksual," jelas Zoya seperti dikutip Grid.ID dari Tribun Timur.
Kemudian, Zoya memberikan contoh hal yang menandai orang tersebut menderita Fetish.
"Misalkan saja selimut bayi, dia merasa terangsang dengan selimut bayi gitu ya. Bagian tubuh non seksual misalnya dengan ketiak, highheels, jempol kaki, pusar, sama dengan jari tangan. Ini sama dengan kasus yang pernah saya tangani," lanjut Zoya.
Baca Juga: Tak Mau Perhitungan Berkurban di Tengah Wabah, Raffi Ahmad Sebut Rezeki Sudah Diatur Yang Maha Kuasa
Menurut Zoya, ada beberapa penderita Fetish ini yang tidak memaksakan.
Namun, ketika Fetish sudah parah, si penderita hampir tidak pernah ingin melakukan tindakan seksual.
"Pasti aneh lama-lama, selama ini (Fetish) tidak menyakiti diri kamu. Selama tidak membahayakan nyawa, tidak melukai kamu ya gak masalah," terang Zoya lagi.
Zoya menerangkan jika kebanyakan kasus Fetish tidak menyakiti pasangan.
Yang perlu kamu ketahui, ada beberapa indikator lain yang menunjukkan gangguan akibat fetish.
Jika hal-hal tersebut muncul, maka kamu membutuhkan penanganan dari dokter.
Diwartakan Kompas.com, beberapa indikator tersebut, adalah:
1. Mengabaikan pasangan
Penderitanya sulit menjalani hubungan yang serius dengan pasangan.
Selain itu, mereka juga cenderung lebih terangsang dengan benda yang dikenakan oleh pasangan, yang membuat suami atau istri menjadi terabaikan.
2. Berperilaku kompulsif
Terus menerus timbul rasa putus asa, tertekan, bahkan memiliki keinginan bunuh diri.
Beberapa orang juga bisa mencuri barang yang menjadi objek fetishnya.
3. Mengganggu orang lain
Fetish dapat menjadi gangguan, apabila fantasi seks yang kamu miliki sangat merepotkan diri sendiri dan kehidupan personal serta sosial.
Mencari pertolongan ahli jiwa sangat disarankan, jika memiliki fetish yang sudah mengganggu.
Penanganan dokter dapat berupa pemberian obat-obatan, maupun terapi.
Itulah tiga ciri-ciri pengidap fetish yang perlu kamu waspadai.
Apabila menemukan seseorang yang mengarah pada ciri-ciri tersebut, sebaiknya segera hubungi ahli.
(*)
Tangis Nunung Pecah saat Singgung Soal Kariernya di Dunia Hiburan, Sebut Perannya Kini Sudah Tergantikan
Source | : | Kompas.com,tribunnews |
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Nurul Nareswari |