Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Apakah kamu atau ibumu saat ini sudah mengalami masa menopause?
Perubahan apa saja yang dirasakan pada tubuh?
Menopause merupakan suatu kondisi di mana seorang wanita tidak mengalami menstruasi selama 12 bulan berturut-turut.
Kondisi menopause biasanya terjadi pada wanita berusia 45-55 tahun, tetapi ada pula wanita yang mengalami kondisi menopause sebelum usia 45 tahun.
Baca Juga: Meyakini Adanya Kerajaan Buaya, Warga Bangka Belitung Ungkap Isi Perjanjian Antara Manusia dan Buaya
Ini disebut early menopause (menopause awal).
Dilansir Grid.ID dari Kompas.com, pada dasarnya menopause adalah kondisi menurunnya hormon-hormon penting pada wanita, yaitu testosteron, progesteron, dan esterogen.
Menurut Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan RSPI, dr M Charnain Ibrahim SpOG, ketika ketiga hormon ini menurun, terjadi beberapa gejala yang akan mempengaruhi tubuh.
Penurunan estrogen berpengaruh pada kehalusan dan kekenyalan kulit, kepadatan tulang, hati, otak, jantung, peredaran darah, penebalan dan penipisan endometrium, serta kontur rahim.
Sementara itu, progesteron yang sangat penting dalam masa ovulasi (reproduksi) dan laktasi bila turun akan membuat badan terasa berat dan dapat menyebabkan gangguan pendarahan pada rahim.
Lebih lanjut, jarang wanita tahu ternyata setelah menopause risiko wanita terhadap kondisi medis tertentu jadi meningkat, loh.
Diwartakan Mayo Clinic via Grid Health, inilah beberapa komplikasi yang dapat terjadi setelah menopause:
1. Penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular)
Penyakit jantung adalah penyebab utama kematian pada wanita maupun pada pria.
Ketika kadar hormon estrogen menurun, risiko penyakit kardiovaskular meningkat.
Jadi, penting untuk berolahraga secara teratur, makan makanan yang sehat dan menjaga berat badan tetap normal.
Mintalah saran dokter tentang cara memelihara kesehatan jantung, seperti cara mengurangi kolesterol atau tekanan darah tinggi.
2. Osteoporosis
Kondisi ini menyebabkan tulang menjadi rapuh dan lemah, yang menyebabkan peningkatan risiko patah tulang.
Selama beberapa tahun pertama setelah menopause, wanita dapat kehilangan kepadatan tulang dengan cepat sehingga meningkatkan risiko osteoporosis.
Wanita pascamenopause yang memiliki osteoporosis sangat rentan terhadap fraktur tulang belakang, pinggul, dan pergelangan tangan mereka.
3. Inkontinensia urin
Inkontinensia urin adalah kondisi di mana tubuh tidak dapat mengontrol buang air kecil.
Dengan kata lain, tidak mampu menahan buang air kecil sehingga jadi sering mengompol.
Ketika jaringan vagina dan uretra kehilangan elastisitasnya, wanita mungkin mengalami inkontinensia urin.
Untuk meringankan gejala inkontinensia, cobalah senam kegel untuk memperkuat otot-otot dasar panggul.
Kekeringan vagina akibat penurunan produksi air dan hilangnya elastisitas dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan sedikit pendarahan selama hubungan seksual.
Juga, penurunan sensasi dapat mengurangi keinginan wanita untuk aktivitas seksual.
Solusinya, gunakan pelembab dan pelumas berbasis air.
Banyak wanita menambah berat badan selama transisi menopause dan setelah menopause karena metabolisme melambat.
Untuk mempertahankan berat badan, hindarilah makan berlebihan dan lebih banyak berolahraga, ya.
(*)
Nyesek, Abidzar Al Ghifari Sampai Lakukan Ini Demi 'Hadirkan' Mendiang Uje di Pernikahan sang Adik, Umi Pipik Auto Mewek
Source | : | Kompas.com,health.grid.id |
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Nurul Nareswari |