Untuk menyiasati penghasilan ibunya, Jonathan akhirnya berdagang pempek berkeliling kampung dan pasar di dekat rumahnya.
“Sekali ngambil biasanya 200 biji. Kalau laku semua dapat Rp 40 ribu. Itu buat beli kuota internet sama sisanya ditabung, saya mau beli HP sendiri,” imbuhnya.
Atas situasi yang tengah melanda Indonesia dan Dunia, Jonathan tak menampik apabila sistim belajar daring cukup menyusahkan.
Kendati demikian, Jonathan hanya bisa berharap agar pandemi covid-19 segera berakhir.
Baca Juga: Akibat Ditinggal Nikah Dinda Hauw, Rizky Billar Belajar Mempersiapkan Diri Jadi Suami
“Lebih enak belajar di sekolah, kalau kayak gini (belajar daring) susah, ngabisin uang juga buat beli kuota,” kata Jonathan.
Sementara itu melansir dari TribunJogja.com, pembelajaran daring tak hanya terkendala dari media dan kuota.
Namun kendala susah sinyal pun acap kali dirasakan oleh sebagian siswa dan orang tua di daerah Sleman, Yogyakarta.
“Kesulitan yang dialami mungkin karena rumah yang susah sinyal, jadi mau langsung respons kadang susah. Harus mencari sinyal dulu supaya lancar,” ujar Hartini wali murid dari Rengga siswa kelas 4 SDN Gayamharjo.
Meskipun demikian, guru dan wali kelas sangat memahami kondisi tersebut dan mengaku akan terus bersabar mendampingi kegiatan belajar mengajar di sana.
(*)
Viral Rumah Dijual Rp 27 Juta di Yogyakarta, Kondisinya Horor dan Bikin Merinding, Akan Dibeli Joko Anwar?
Source | : | Kompas.com,Tribunjogja.com |
Penulis | : | Novia |
Editor | : | Deshinta Nindya A |