Baca Juga: Pancing dengan Seekor Ayam, Pria Ini Mampu Taklukan 2 Buaya Raksasa Sekaligus!
Warga menduga buaya tersebut mati karena faktor kelelahan saat dipancing warga menggunakan umpan monyet pada Senin lalu.
Seorang warga bernama Tarmizi membenarkan adanya ritual penguburan buaya di kalangan masyarakat pedesaan.
"Masyarakat meyakini ada kerajaan buaya. Dengan manusia ada perjanjian tidak boleh saling mengganggu," ujar Tarmizi.
Baca Juga: Mahasiswi Cantik ini Lakukan Foto Kelulusan Bersama Buaya Raksasa
Lebih lanjut melansir dari Tribun Jakarta, pawang buaya bernama Mang Ademi (60) meyakini buaya raksasa itu bukan reptil pada umumnya.
Ademi meyakini bahwa buaya tersebut merupakan peliharaan orang dan harus ditangkap lantaran mengganggu.
"Buaya ini bukan buaya biasa, ini buaya igon urang atau buaya 'peliharaan' orang. Kita terpaksa tangkap karena mengganggu warga," ujar Mang Ademi.
Hal ini juga dibenarkan oleh Kepala Desa, Rasyidi (50) apabila buaya tersebut telah mengganggu warga Desa Kayu Besi sebanyak tiga kali.
"Sejak beberapa tahun terakhir buaya sering ganggu manusia. Mungkin habitatnya rusak karena banyaknya perusahaan kelapa sawit, sehingga makanannya punah."
"Selain itu, ada anggapan buaya yang ditangkap ini bukan buaya biasa, tapi buaya 'peliharaan orang' ..orang luar."
"Ini bukan buaya kodok, karena ukurannya cukup besar.Kalau buaya kodok biasanya pendek, sedangkan ini ukuranya besar, panjang 4,8 meter," tambah Kades.
(*)
Viral, Pernikahan Ini Sajikan Menu Mie Instan untuk Undangan yang Datang padahal Tajir, Tamu: Kami Juga Bawa Bekal Sendiri
Source | : | Kompas.com,Tribun Jakarta |
Penulis | : | Novia |
Editor | : | Deshinta Nindya A |