Grid.ID - Sudah menjadi rahasia umum bahwa Rusia suka mengintervensi urusan dalam negeri lain, salah satunya AS.
Beberapa badan intelijen AS menyimpulkan bahwa Rusia bertindak untuk membantu Trump dalam pilpres AS 2016.
Sementara itu Rusia membantah tuduhan tersebut.
Kini menjelang pemilu bulan November mendatang di AS, beberap negara termasuk Rusia kembali disebut akan ikut campur dalam pemilu tersebut.
Kandidat Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, mengatakan bahwa Rusia terus mencoba campur tangan dalam pemilihan presiden (pilpres) AS pada November.
Informasi tersebut dia dapatkan setelah mendapatkan pengarahan dari dinas intelijen AS. Kendati demikian, tidak jelas kapan Biden menerima pengarahan tersebut.
Dilansir dari Radio Free Europe Radio Liberty, biasanya kandidat presiden akan mulai menerima pengarahan intelijen sebelum pemungutan suara berlangsung.
Biden memperingatkan bahwa jika dia menang melawan Donald Trump pada pilpres mendatang, Rusia akan menanggung akibatnya kalau mengganggu jalannya pilpres AS.
Tak Kalah Ganteng dari Kiesha Alvaro, Putra Pasha Ungu dan Adelia Wilhelmina Ternyata Cerdas dan Berprestasi
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Intisari Online |