Intisari-Online.com - Akibat pandemi virus korona global, ekonomi Indonesia mengalami kontraksi pertamanya setelah lebih dari dua dekade terakhir.
Penurunan tajam kegiatan ekonomi tahun ini berdampak jauh lebih besar dari yang diantisipasi sebelumnya, dengan ancaman resesi yang menganga.
Owen Howell menulis di wsws.org, Indonesia, ekonomi terbesar di Asia Tenggara, mengalami penurunan produk domestik bruto (PDB) sebesar 5,3 persen tahun-ke-tahun pada kuartal kedua, menurut data dari Badan Pusat Statistik yang dirilis Rabu lalu.
Kontraksi terakhir pada kuartal pertama 1999, di ujung akhir krisis keuangan Asia.
Selama tahun 2000-an, pertumbuhan ekonomi pulih dari guncangan ekonomi hingga 4-6 persen, menjadi ekonomi dengan pertumbuhan tercepat di kawasan di luar China.
Namun, sejak 2012, pertumbuhan PDB tahunan turun menjadi sekitar 5 persen.
Setelah Presiden Joko Widodo menjabat pada tahun 2014, pemerintahannya mengambil langkah-langkah untuk melonggarkan regulasi untuk penanaman modal asing, sebagai upaya untuk mendorong perlambatan ekonomi.
Bahkan sebelum pandemi melanda, pemerintah menghadapi masalah yang memuncak, termasuk pelemahan mata uang, penurunan ekspor, dan stagnasi belanja konsumen.
Agus Salim Ngaku Sudah Bisa Melihat Lagi, Mantan Pengacara Sebut Curiga Sejak Awal Bertemu: Uang Itu Cepat Menyembuhkan
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Intisari Online |