Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Kehamilan merupakan dambaan bagi setiap pasangan suami istri.
Pasalnya kehadiran anak akan menambah keharmonisan hubungan rumah tangga.
Namun, perihal kehamilan pertama ini banyak sekali permasalahnnya.
Mulai dari sang istri tidak menyadari bahwa dirinya mengandung sampai perhitungan usia kehamilan.
Diwartakan melalui laman Nakita, beberapa ciri-ciri hamil muda yang mungkin kurang disadari, antara lain:
1. Siklus menstruasi terlewat
2. Kram pada kaki
3. Payudara sakit
4. Mudah lelah
5. Mual
6. Bercak atau pendarahan implantasi
7. Merasakan “ngidam” makanan tertentu
8. Perubahan suasana hati
9. Sering buang air kecil
10. Muntah hebat atau hyperemesis gravidarum
Untuk lebih memastikan kehamilan, selain dari ciri-ciri di atas, perlu juga untuk langsung berkonsultasi dengan dokter.
Kehamilan pertama juga kerap membingungkan perihal usia kandungan.
Mungkin yang sering membuat heran, kenapa usia kandungan sudah satu bulan, padahal menikah baru dua minggu.
Tak jarang pula hal ini menimbulkan beberapa stigma negatif di masyarakat.
Padahal memang ada rumus tersendiri bagaimana menghitung usia kehamilan.
Beberapa dari suami mungkin tak menyadari jika sang istri ternyata tengah hamil.
Biasanya baru mengetahui setelah diberi informasi oleh istri jika dirinya tak kunjung menstruasi hingga mengecek dengan test pack.
Apabila alat test pack menunjukkan garis merah 2, istri berarti kemungkinan besar positif hamil.
Namun, beberapa dari kamu mungkin akan lebih puas memastikan kehamilan istri dengan berkonsultasi langsung kepada dokter.
Baca Juga: Dihelat di Tengah Masa Pandemi, MUFFEST 2021 Angkat Tema Recovering Industry Fashion
Ketika bertemu dokter, pasangan biasanya akan diarahkan untuk tes ultrasonografi (USG) guna mengetahui detak jantung si janin.
Pasangan kemungkinan juga akan diminta menjawab sejumlah pertanyaan, salah satunya terkait jadwal menstruasi istri.
Dalam proses ini, tidak perlu kaget ketika dokter menyatakan usia kehamilan istri ternyata lebih tua dibanding masa pernikahan.
Dokter bisa saja menyatakan istri hamil 6 pekan, padahal pasangan baru menikah selama 3 pekan.
Dilansir Grid.ID dari Kompas.com, Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan RSUD Bung Karno Surakarta, dr. Andy Wijaya, Sp.OG, menyampaikan hal tersebut bisa terjadi karena dokter menghitung usia janin dari hari pertama haid terakhir (HPHT), bukan dari kapan nikah.
HPHT dianggap sebagai hari pertama usia kehamilan.
Ia mengungkapkan metode penghitungan yang dikenal dengan nama rumus Naegele ini merupakan cara populer untuk menghitung usia kehamilan, yakni dengan menentukan tanggal menstruasi atau haid terakhir sebelum hamil.
Ia menegaskan penting bagi para calon orangtua mengetahui usia kehamilan untuk memperkirakan waktu kelahiran.
“Mula-mulanya, Bunda perlu menentukan tanggal HPHT, kemudian tambahkan 40 pekan dari tanggal tersebut untuk menentukan HPL,” jelas Dokter Andy saat diwawancarai (21/12/2019).
Baca Juga: Setelah 20 tahun Bercerai, Brad Pitt dan Jennifer Aniston Disatukan Kembali di Proyek Baru!
Kenapa harus 40 pekan?
Andy menjelaskan, hal itu didasari pada asumsi bahwa kehamilan biasanya berlangsung atau dijalani selama 9 bulan alias 40 pekan atau 280 hari.
Andy menjelaskan rumus Naegele cocok digunakan bagi wanita yang memiliki siklus menstruasi teratur.
Sementara bagi wanita yang cenderung memiliki siklus menstruasi tidak teratur, Andy menganjurkan untuk mengunjungi dokter.
Dokter kandungan akan melakukan pemeriksaan fisik USG untuk menentukan usia kehamilan dengan lebih akurat.
Andy menyarankan USG untuk menghitung usia kandungan bisa dilaksanakan pada masa-masa awal kehamilan.
Hal ini karena dalam beberapa pekan pertama, janin cenderung berkembang dengan kecepatan yang sama.
“Hasil USG dalam menghitung usia kehamilan lebih akurat jika dilakukan di masa-masa awal kehamilan,” terang Andy.
Rumus Naegele
Dokter Andy menerangkan ada dua cara menghitung usia kehamilan dengan menggunakan rumus Naegele.
Apabila HPHT pada Januari - Maret
Tahun: tetap
Bulan: ditambah (+) 9
Hari: ditambah (+) 7
Contoh:
HPHT pada 11 Januari 2019, maka:
Tahun: tetap 2019
Bulan: 1 + 9 = 10
Hari: 11 + 7 = 18
Jadi HPL bayi pada 18 Oktober 2019
Apabila HPHT pada April – Desember
Tahun: ditambah (+) 1
Bulan: dikurangi (-) 3
Hari: ditambah (+) 7
Contoh:
HPHT pada 2 Juni 2019, maka:
Tahun: 2019 + 1 = 2020
Bulan: 6 - 3 = 3
Hari: 2 + 7 = 9
Jadi HPL bayi pada 9 Maret 2020.
(*)
Viral, Pembeli Curhat Disuruh Bayar Biaya Pakai Sendok dan Garpu Saat Makan di Warung Mie Ayam, Nota Ini Jadi Buktinya
Source | : | nakita.grid.id,KOMPAS.com |
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Nurul Nareswari |