Grid.ID - Minggu lalu, Uni Emirat Arab (UEA) dan Israel sepakat untuk melakukan normalisasi hubungan diplomatik sebagai bagian dari kesepakatan untuk menghentikan aneksasi atau pencaplokan Tepi Barat, yang diharapkan Palestina menjadi wilayah negara masa depan mereka.
UEA menyebut keputusan kontroversialnya sebagai cara untuk mendorong upaya perdamaian dan menghapus rencana aneksasi Israel atas bagian-bagian Tepi Barat yang diduduki.
Namun Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dengan cepat menyangkal, dengan menegaskan bahwa jeda pencaplokan itu hanya "sementara."
Sementara itu, laporan tentang rincian kesepakatan dengan cepat membuat kesepakatan itu tidak jelas.
Rincian menunjukkan bahwa pembicaraan yang ditengahi AS tersebut termasuk kesepakatan untuk memungkinkan UEA membeli persenjataan canggih Amerika, khususnya jet siluman F-35 AS dan drone serang canggih.
Netanyahu dan sekutunya dengan cepat membantah saran tersebut, menurut situs berita Israel Ynet.
Netanyahu mengatakan Israel tetap berkomitmen untuk mempertahankan keunggulan militer kualitatifnya atas tetangga regionalnya, baik hubungan dengan mereka dinormalisasi atau tidak.
Namun, sebuah laporan New York Times yang diterbitkan Rabu menunjukkan bahwa Presiden Donald Trump ingin mendorong kesepakatan senjata baru yang menguntungkan dengan Emirat, difasilitasi oleh menantu dan ajudan Jared Kushner, yang telah berada di garis depan strategi Timur Tengah pemerintah.
Tangis Nunung Pecah saat Singgung Soal Kariernya di Dunia Hiburan, Sebut Perannya Kini Sudah Tergantikan
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Intisari Online |