Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Selama masa kehamilan, tubuh seorang ibu membutuhkan tambahan nutrisi, vitamin, dan mineral.
Mendapatkan nutrisi yang baik menjadi hal yang sangat penting bagi ibu hamil, terutama untuk tumbuh kembang janin dalam kandungan.
Pola makan adalah salah satu kunci untuk mendapatkan nutrisi yang cukup bagi ibu dan bayi.
Baca Juga: Jangan Lagi Percaya ‘Katanya-katanya’, Inilah 6 Fakta yang Wajib Diketahui Ibu Menyusui!
Kebiasaan makan yang buruk akan meningkatkan risiko komplikasi yang berbahaya bagi ibu dan bayi.
Cara paling mudah untuk mendapatkan pola makan dengan nutrisi baik adalah memilih jenis makanannya.
Diwartakan melalui laman Kompas.com, pada usia kehamilan 1-12 minggu atau trimester pertama, calon ibu diharapkan dapat memenuhi kebutuhan kalori yang mencapai 200 kilo kalori (kkal) per hari.
Pasalnya, di masa ini janin berkembang pesat sehingga butuh kecukupan energi.
Calon ibu disarankan mengonsumsi sumber karbohidrat seperti nasi, roti, mie, pasta, ditambah dengan daging, ikan, sayuran, buah, serta susu dan produk olahannya.
Umumnya memasuki minggu kelima, calon ibu mengalami morning sickness berupa mual dan muntah.
Agar kebutuhan asupan makanan bergizi tetap pernuhi, pastikan mengonsumsi makanan dengan porsi yang sedikit tapi sering.
Selanjutnya, pada minggu ke-7 kebutuhan kalsium perlu diperhatikan demi menunjang pembentukan tulang kerangka tubuh janin yang sedang berlangsung.
Asupan kalsium yang dibutuhkan sebanyak 1000 miligram per hari bisa diperoleh dari keju, yogourt, dan susu.
Baca Juga: Sebenarnya Berapa Banyak Sih Telur yang Boleh Kita Makan dalam Sehari? Ini Penjelasan Ahli
Selain itu, penuhi kebutuhan asam folat sebanyak 0,6 miligram per hari yang bisa didapat dari telur, brokoli, hati, produk whole grain, jeruk untuk pembentukan jaringan tubuh janin, penyerapan zat besi, dan mencegah preeklampsia.
Kemudian, perbanyak protein untuk mendapat asam amino bagi pembentukan otak janin, serta kolin dan DHA untuk membentuk sel otak baru.
Sumber kolin di antaranya roti gandum, telur, daging sapi, kacang-kacangan dan susu, sedangkan sumber DHA seperti ikan, kuning telur, daging serta produk unggas.
Baca Juga: Duh, Siap-siap Wanita! Pada Usia Ini Kesuburan Mulai Menurun Loh
Calon ibu juga perlu mencukupi kebutuhan vitamin seperti vitamin A, B1, B2, B3, dan B6, untuk membantu proses tumbuh-kembang janin, vitamin B12 untuk membentuk sel darah baru, vitamin C untuk penyerapan zat besi, vitamin D untuk pembentukan tulang dan gigi, dan vitamin E untuk metabolisme.
Begitu pula kebutuhan zat besi untuk memproduksi sel darah merah.
Namun, perlu ibu hamil atau bumil ketahui, makanan bisa jadi faktor yang risiko menyebabkan keguguran jauh lebih tinggi, loh.
Baca Juga: Mata Ngantuk Tapi Nggak Bisa Tidur? Coba Terapkan 5 Hal Ini Mulai Nanti Malam
Baik dari kandungan makanan tersebut atau dari cara pengolahannya yang salah, tetap bisa mendatangkan risiko leguguran.
Bumil sebaiknya menghindari makanan yang dapat menggugurkan kandungan ini, serta mengetahui cara pengolahannya yang benar.
Lantas, makanan apa saja yang dapat menyebabkan keguguran?
Baca Juga: Inilah 5 Alasan Kenapa Miss V selalu Basah, Bisa Jadi Tanda Tumor Jinak Loh, Waspada!
Dilansir Grid.ID dari Parenting.firstcry.com via Nakita, berikut ini tujuh daftar makanan yang dapat memicu keguguran:
Kandungan nanas yakni bromelain mampu menyebabkan serviks melunak sehingga membuat kontraksi bagi perempuan hamil.
Kondisi tersebutlah yang akhirnya bisa berisiko menyebabkan keguguran
Meski enak dan bergizi, siapa sangka ibu hamil harus menghindari mengonsumsi kepiting.
Kepiting memiliki kadar kolesterol tinggi yang menyebabkan penyusutan rahim dan menyebabkan peredaran darah internal.
Akhirnya, bumil berisiko mengalami keguguran karena pendarahan tersebut.
Makanan yang dapat menggugurkan kandungan selanjutnya adalah lidah buaya.
Biasa dijadikan jus, lidah buaya rupanya juga harus dihindari ibu hamil.
Kandungan antrakuinon, atau sejenis pencahar di dalam lidah buaya juga bisa menyebabkan kontraksi rahim dan pendarahan panggul.
Meski demikian, mengoleskan lidah buaya ke kulit dirasa masih aman, selama tak dikonsumsi secara langsung.
Biasa dijadikan pencahar alami, pepaya juga berbahaya bagi bumil.
Pepaya berisiko menyebabkan persalinan prematur bahkan keguguran.
Enzim yang terdapat pada pepaya menyebabkan kontraksi rahim yang berisiko keguguran.
Susu memang memiliki banyak kandungan nutrisi, bahkan dijelaskan di awal ini merupakan salah satu rekomendasi asupan untuk bumil.
Namun, susu yang tidak dipasteurisasi, seperti mozarella bisa jadi membawa bakteri penyakit yang berisiko bagi kehamilan.
Salah satunya bakteri Listeria monocytogenes.
Bakteri ini sangat berbahaya dan berisiko bagi kehamilan.
Sehingga saat hamil, bumil disarankan tidak mengonsumsi makanan yang terbuat dari susu mentah karena merupakan makanan yang dapat menggugurkan kandungan.
Makanan ini masih sangat sering dikonsumsi bumil.
Padahal telur dan unggas biasanya membawa bakteri salmonella yang sangat berisiko bagi kondisi janin.
Bakteri tersebut menyebabkan adanya masalah seperti keracunan makanan, diare, demam, sakit usus, bahkan keguguran.
Sehingga bila bumil ingin makan telur dan unggas, pastikan memasak dengan benar-benar matang.
Proses memasak telur dan unggas yang baik sampai matang bisa membantu proses pembunuhan bakteri dan aman dikonsumsi siapa saja.
Sayur yang mentah mengandung bakteri toxoplasma gondii, yakni parasit.
Bakteri tersebut akan menyebabkan infeksi parah bagi kondisi kehamilan yang kemudian menyebabkan toxoplasmosis.
Penyakit tersebut bahkan bisa menular kepada janin sehingga sangat berbahaya.
Tak hanya itu, parasit toxoplasma gondii juga berisiko menyebabkan komplikasi yang merusak kehamilan.
Sehingga sangat penting mencuci dan memasak sayuran sebelum dikonsumsi, ya.
(*)
The Real Bos Idaman, Begini Cara Mewah Raffi Ahmad dan Nagita saat Rayakan Wisuda Mbak Lala di Bali!
Source | : | Kompas.com,Nakita |
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Okki Margaretha |