Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Puasa Tasua dan Puasa Asyura di Bulan Muharram akan berlangsung di hari kesembilan dan kesepuluh Muharram.
Dengan demikian, Puasa Tasua, 9 Muharram 1441 H bisa dilaksanakan Jumat, 28 Agustus 2020.
Sementara Puasa Asyura di hari 10 Muharram dilaksanakan pada Sabtu, 29 Agustus 2020.
Setiap Tahun Baru Islam tiba, memang ada dua puasa yang disunahkan untuk ditunaikan yakni Puasa Tasua dan Puasa Asyura.
Bulan Muharram menjadi salah satu bulan suci bagi umat Islam, selain bulan Ramadhan.
Dilansir Grid.ID dari Tribun Mataram, keistimewaan tanggal 1 Muharram adalah berkaitan dengan peristiwa hijrahnya Rasulullah SAW dari Mekah ke Madinah.
Rasulullah SAW menyebut, bulan Muharram menjadi bulan yang istimewa untuk memperbanyak amalan ibadah, salah satunya dengan menunaikan puasa Asyura dan puasa Tasu'a.
Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk memperbanyak ibadah puasa.
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ ، وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ
“Puasa yang paling utama sesudah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah (syahrullah) Muharram. Sedangkan shalat malam merupakan shalat yang paling utama sesudah shalat fardhu” (HR. Muslim, no. 1982).
Salah satu amalan sunnah yang dapat ditunaikan adalah Puasa Asyura.
Puasa Asyura dapat dilaksanakan pada tanggal 10 Muharram 1442 Hijriyah atau bertepatan pada Sabtu 29 Agustus 2020.
Sayyidah Aisyah, istri Nabi shallallahu 'alaihi wassalam menyatakan bahwa hari Asyura adalah hari orang-orang Quraisy berpuasa di masa Jahiliyah, Rasulullah juga ikut mengerjakannya.
Setelah Nabi berhijrah ke Madinah beliau terus mengerjakan puasa itu dan memerintahkan para sahabat agar berpuasa juga.
Baca Juga: Terawang Pernikahan Artis Muda, Mbah Mijan Kena Sindir Netizen: Kalah Cepat Ngeramalnya Mbah!
Setelah diwajibkan puasa dalam bulan Ramadhan, Nabi SAW menetapkan:
“Barangsiapa yang menghendaki berpuasa Asyura puasalah dan siapa yang tidak suka boleh meninggalkannya." (HR. Bukhari, No: 1489; Muslim, No: 1987).
Ibnu Abbas seorang sahabat, saudara sepupu Nabi yang dikenal sangat ahli dalam tafsir al-Qur’an meriwayatkan bahwa saat Nabi berhijrah ke Madinah, beliau menjumpai orang-orang Yahudi di sana mengerjakan puasa Asyura.
Nabi pun bertanya tentang alasan mereka berpuasa. Mereka menjawab:
“Allah telah melepaskan Musa dan Umatnya pada hari itu dari (musuhnya) Fir’aun dan bala tentaranya, lalu Musa berpuasa pada hari itu, dalam rangka bersyukur kepada Allah”. Nabi bersabda : “Aku lebih berhak terhadap Musa dari mereka." Maka Nabi pun berpuasa pada hari itu dan menyuruh para sahabatnya agar berpuasa juga." (HR. Bukhari; No: 1865 & Muslim, No: 1910).
Abu Musa al-Asy’ari mengatakan:
“Hari Asyura adalah hari yang diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan dijadikan oleh mereka sebagai hari raya, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam bersabda: “Berpuasalah kamu sekalian pada hari itu." (H.R. Bukhari, No: 1866; Muslim, No: 1912).
Keistimewaan puasa Asyura adalah mampu menghapuskan dosa setahun yang telah lalu.
Jika puasa Asyura mampu menghapuskan dosa kecil selama setahun yang lalu, puasa Tasua pun memiliki keistimewaan.
Rasulullah SAW menganjurkan kepada yang melaksanakan puasa Asyura, untuk melengkapi dengan puasa Tasua sehari sebelumnya.
Puasa pada tanggal 9 Muharram ini disyariatkan untuk menyelisihi syariat puasa Yahudi dan Nasrani.
Dikutip Grid.ID dari infaqdakwahsenter.com via Tribunnewsmaker, diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA, beliau berkata:
“Ketika Rasulullah SAW berpuasa pada hari ‘Asyura dan memerintahkan para sahabat untuk berpuasa pada hari itu, mereka berkomentar, ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya hari ‘Asyura adalah hari yang diagungkan oleh orang Yahudi dan Nasrani.’ Rasulullah SAW pun menjawab, ‘Kalau begitu, pada tahun depan insya Allah kita berpuasa pada hari kesembilan’. Dan belum tiba tahun yang akan datang, namun Nabi SAW sudah wafat” (HR. Muslim no. 1916).
Imam Asy-Syafi’i dan para sahabatnya, Ahmad, Ishaq dan selainnya berkata:
“Disunnahkan berpuasa pada hari kesembilan dan kesepuluh secara keseluruhan, karena Nabi SAW telah berpuasa pada hari kesepuluh dan berniat puasa pada hari kesembilan.”
Niat puasa Tasua
Berikut niat serta keutamaan puasa Tasua:
نَوَيْتُ صَوْمَ تَاسُعَاءْ سُنَّةَ ِللهِ تَعَالَى
"Nawaitu sauma tasu'a sunnatal lillahita’ala"
Artinya: Saya niat puasa hari tasua, sunnah karena Allah ta’ala.
Imam Nawawi rahimahullaah menyebutkan ada tiga hikmah disyariatkannya puasa pada hari Tasua:
· Untuk menyelisihi orang Yahudi yang hanya berpuasa pada hari kesepuluh saja.
· Untuk menyambung puasa hari Asyura dengan puasa di hari lainnya, sebagaimana dilarang berpuasa pada hari Jum’at saja.
· Untuk kehati-hatian dalam pelaksanaan puasa Asyura, dikhawatirkan hilal berkurang sehingga terjadi kesalahan dalam menetapkan hitungan, hari kesembilan dalam penanggalan sebenarnya sudah hari kesepuluh.
Baca Juga: Terhalang Virus Corona, Femmy Permatasari Tunda Pindah Warga Negara ke New Zealand
Niat Puasa Asyura
Dalam mazhab Syafi’i, lafal niat Puasa Asyura sebagai berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ فِيْ يَوْمِ عَاشُوْرَاء سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
"Nawaitu shouma fii yaumi aasyuuroo’ sunnatan lillaahi ta’aalaa"
Artinya: saya niat puasa sunnah asyura sunnah karena Allah Ta’ala.
(*)
4 Arti Mimpi Melihat Hujan Turun dari dalam Kantor, Bermakna Positif atau Justru Negatif?
Source | : | newsmaker.tribunnews.com,Mataram.tribunnews.com |
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Nurul Nareswari |