Grid.ID - Sebuah kelompok yang didukung Rusia membuat jaringan akun palsu dan situs web Liberal palsu sebagai bagian dari kampanye disinformasi yang dirancang untuk membantu Presiden AS Donald Trump.
Demikianlah yang dikatakan Facebook dan Twitter, menurut The New York Times.
Menurut NYT, Badan Riset Internet, yang dilaporkan ikut campur dalam pemilihan presiden 2016, meluncurkan kampanye untuk mendorong calon pemilih Demokrat menjauh dari calon presiden Joe Biden.
Melansir The Jerusalem Post, Kamis (3/9/2020), badan-badan AS dilaporkan telah memperingatkan gangguan semacam itu dalam pemilihan November mendatang, memperingatkan bahwa intelijen Rusia telah memberi makan teori konspirasi.
Menurut laporan NYT, Facebook dan Twitter kini menawarkan bukti campur tangan Rusia dalam pemilihan presiden.
Bukan hal yang baru lagi jika Rusia ikut campur urusan dalam negeri bangsa lain, salah satunya AS.
Pejabat intelijen tinggi memberikan peringatan kepada anggota parlemen AS bahwa Rusia ingin ikut campur dalam pemilihan presiden mendatang.
Berbeda dengan China dan Iran yang menginginkan Joe Biden terpilih, Rusia lebih suka jika Donald Trump kembali terpilih menjadi presiden AS.
Serunya Presiden RI Prabowo Subianto Ceritakan Kucing Miliknya pada Wakil Perdana Menteri Inggris: Saya Punya Delapan
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Intisari Online |