Laporan Wartawan Grid.ID, Daniel Ahmad
Grid.ID - Musisi menjadi salah satu profesi yang terkena dampak cukup besar karena covid-19.
Tak terkecuali bagi legenda musik Indonesia, Iwan Fals.
Sudah lama tak manggung, Iwan mencoba hal baru dengan menuangkan ekspresinya pada gambar.
Baca Juga: Usai Dijadikan Novel, 12 Lagu Iwan Fals Akan Dibuat Trilogi Film
"Sekarang nih banyak gambar, banyak urek urek bukan lukislah. Abis dikit sana baca buka apa covid, ini covid ah udah," ungkapnya dikutip Grid.ID dari jumpa pers virtual peluncuran buku 'Air Mata Api' karya Piter Abdullah Rejalam, Kamis (3/9/2020).
"Dan ternyata warna itu luar biasa ya alhamdulillah bersyukur masih ada kado ulang tahun kemarin dari istri saya masih ada. Ya tapi ekspresi aja. Untuk nenang-nenang angin," sambungnya.
Selain menggambar, pelantun lagu 'Aku Bukan Pilihan' ini tak mengurangi sedikit pun produktifitasnya untuk bermusik.
Baca Juga: Kangen dengan Suasana Konser, Iwan Fals: Silaturahmi Itu Tak Ternilai..
Meskipun teknisnya berbeda karena pandemi covid-19 yang memengaruhi cara kerja musisi, Iwan menyebut masih bisa dan akan menciptakan lagu di masa yang akan datang.
"Iya saya akan terus bikin album. Kan bikin lagu di buku harian lah saya catet apa yang terjadi selalu saya bikin, apalagi sekarang kan informasi di handphone," kata Iwan.
"Gak perlu macet (ke studio), di laptop bisa rekaman," sambungnya.
Baca Juga: Ulang Tahun ke-59, Iwan Fals Senang Beberapa Karyanya Diadaptasi ke dalam Bentuk Novel
Saking produktifnya, Iwan bisa menciptakan lagu di waktu sebelum matahari terbit.
"Itu selalu saya bikin. Abis subuh saya selalu kumpulin. Ya gak tahu nanti Cikal mau diapain," tuturnya.
"Yaudah gue bikin aja karena kan pandemi tim saya macet semua, band semua gak bisa konser, saya gak bisa nyanyi,' tambahnya.
"Mau gak mau saya harus balik lagi ke dalem ternyata hikmahnya bisa lebih fokus lagi," ungkapnya.
Menceritakan sedikit, Cikal, tim tiga rambu management sekaligus Anak Iwan menyebut buku yang baru saja diluncurkan sudah pasti berjenis sastra berdasaran berbagai kisah lagu-lagu lawas sang legenda.
"Novelnya tuh ada 12 lagu di situ, tiap lagu ada ceritanya sendiri ada pakai quote menurut aku tulisannya kayaknya lebih ke sastra," ungkap Cikal.
Baca Juga: Namanya Dipakai dalam Kasus Pencurian Motor di Jember Jawa Timur, Iwan Fals: Mungkin Kepepet..
Iwan sendiri cukup tak menyangka karyanya diangkat dalam bentuk sastra, karena dirinya sempat lama tak membaca buku yang cukup serius dan lebih sering bermain media sosial.
"Bacaan cukup serius udah lama (gak baca), pas kuliah lah, sekarang males apalagi pas reformasi banyak banget," ujarnya
"Akhirnya kok malah jadi gak ngerti apa apa ya tapi karena ada pekerjaan ini dan ada hunungannya sama ekspresi saya mau gak mau," ungkapnya.
Selain berkaitan dengan karyanya, Iwan pun takjub dengan daya imajinsi yang dibawakan penulis meskipun hanya ditransformasikan melalui liriknya.
"Saya pikir wah ini gila juga ya. Saya di ajak ke tahun 1967 waktu itu gara juki itu salah satu dinovel berarti ditarik 67-16 itu 51 padahal saya dibuat lagu itu tahun 81, 71, 88 gitu kok bisa gitu ya imajinasi itu seperti itu," kata Iwan.
"Ya saya senang sekali coba baca yang tadinya malas itu kan kok seru juga ya," ujarnya.
Baca Juga: Via Vallen hingga Iwan Fals Terima Royalti Tahunan di Hari Musik Nasional 2020
Adapun lagu-lagu Iwan Fals yang menginapirasi pembuatan novel ‘Air Mata Api’ ini diantaranya: Berandal Malam di Bangku Terminal, Rindu Tebal, Azan Subuh Masih di Teling, Nak, Ujung Aspal Pondok Gede, Do’a Istri Seorang Bromocorah, Antara Aku dan Bekas Pacarmu, Sugali, Ada Lagi yang Mati, Jangan Tutup Dirimu, Air Mata Api, dan Aku Antarkan.
(*)
Penulis | : | Daniel Ahmad |
Editor | : | Nesiana Yuko Argina |