Grid.ID - Orang yang tengah dalam kondisi skarat biasanya didampingi orang-orang terkasih.
Mereka yang mendampingi orang yang kritis juga tak henti memanjatkan doa.
Mereka yang berada di sekitar orang yang kritis kerap diimbau untuk menjaga ucapannya agar mengutarakan kalimat baik sebagai salam perpisahan. Situasi tersebut ternyata memiliki penjelasan secara ilmiah.
Karena, ketika seseorang menghadapi saat-saat terakhirnya dalam kehidupan, rupanya otak mereka masih terus memproses suara dengan cara yang sama ketika mereka berusia muda atau dalam kondisi sehat.
Penemuan dari sebuah studi baru yang telah dipublikasikan di jurnal Scientific Reports, menunjukkan bahwa kata-kata yang diucapkan kepada orang tercinta yang dalam kondisi tak berdaya menjelang kematiannya, kemungkinan masih terdengar dan justru dapat membuat mereka merasa nyaman untuk mengiringinya pergi menjauh.
Penulis penelitian menggunakan electroencephalography (EEG) untuk memantau aktivitas di otak pasien yang tidak sadarkan diri di jam-jam terakhir kehidupan mereka di sebuah rumah sakit di Vancouver, dan membandingkannya dengan EEG dari pasien rumah sakit lain yang masih dalam kondisi sadar, serta yang sehat.
Penulis | : | None |
Editor | : | Winda Lola Pramuditta |