Grid.ID - Seorang pria asal Indonesia berhasil menarik perhatian perusahaan asal Amerika Serikat, Adobe.
Kisah pria lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) itu lantas viral setelah dia bercerita tentang kontraknya dengan perusahaan software Adobe dan digaji ribuan dollar.
Pria tersebut bernama Kevin Pramudya Utama yang mengunggah ceritanya itu di akun Twitter pribadinya, @sadness_loop pada Kamis (10/9/2020).
Kevin bercerita, awalnya dia terkejut ketika dihubungi secara langsung oleh perusahaan software terkenal di dunia tersebut.
"Ingin bercerita tentang bagaimana aku yang bukan siapa-siapa ini dihubungi oleh Adobe sampai deal dikontrak dan dibayar USD 6000, tapi apakah ada yang mau mendengarkan:(," tuis Kevin dalam unggahannya.
Hingga berita ini ditulis, unggahan dari Kevin tersebut telah diretweet lebih dari 16.000 kali dan disukai lebih dari 61.000 kali. Ini cerita Kevin...
Ingin bercerita tentang bagaimana aku yang bukan siapa-siapa ini dihubungi oleh Adobe sampai deal dikontrak dan dibayar USD 6000, tapi apakah ada yang mau mendengarkan:( pic.twitter.com/1uPX3nkCjX
— ケフィン (@sadness_loop) September 10, 2020
Berawal dari ikut kontes foto
Kompas.com menghubungi secara langsung Kevin untuk mencari tahu lebih dalam seperti apa perjalanan cerita yang membanggakan tersebut.
Kevin menjelaskan, semuanya bermula ketika dirinya mengikuti kontes foto yang diadakan oleh Adobe dan JNTO (Japan National Tourism Organization).
Sebelum mengikuti kontes foto tersebut, Kevin mengaku sudah mengetahui bahwa ajang yang ia ikuti itu tidak akan menyediakan hadiah kepada pemenang.
"Ya memang dari awal tidak disebutkan apa hadiahnya. Pas pengumuman memang ternyata tidak ada hadiah apa-apa," kata Kevin saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (12/9/2020).
Kendati demikian, Kevin tidak merisaukan hal itu dikarenakan jika menang.
Ia justru merasa bangga karena kontes tersebut berskala internasional dan diselenggarakan oleh perusahaan software kelas dunia yakni Adobe.
Kevin menambahkan, dalam kontes tersebut dibagi atas dua macam, pertama, kontes mengedit foto yang telah disiapkan oleh Adobe dan yang kedua, kontes mengedit foto pribadi tetapi foto harus diambil di Jepang.
"Saya ikut yang kedua. Itu kategorinya masih dibagi lagi ke 6 sub kategori dan saya ikutin aja enam-enamnya," ucap Kevin.
Kevin yang notabene hanya lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), mengaku ilmu mengedit foto yang ia dapat berasal dari platform video YouTube.
Belajar dari situ, ia mencoba untuk bersaing dengan editor-editor foto terkemuka dan berkelas dari beberapa negara lain.
Singkat cerita, sebelum pengumuman kontes edit foto itu, Kevin merasa cemas karena melihat hasil dari peserta lain yang begitu bagus.
"Nah, pengumumannya itu 11 Maret 2020. Lihat hasil editan dari peserta lain rasanya udah pesimis. Tapi, pas buka hasilnya, foto saya muncul paling atas sendiri artinya saya menang," kata Kevin.
Dengan niatan ingin mengecek pemenang yang lain, Kevin mencoba untuk men-scroll layar gawainya.
Tak disangka, foto lain di kategori berbeda ternyata dipilih oleh sponsor, sehingga ada dua foto miliknya yang terpilih menjadi pemenang.
"Yang juara 1 tadi untuk kategori tradisi, terus yang dipilih sponsor itu kategori outdoor. Yang outdoor itu juara tapi dipilih sama sponsornya @outdoorproject kalo yang tradisi itu dipilih sama Adobe langsung," jelas Kevin.
Tidak dapat hadiah apa-apa, tapi... Kevin mengungkapkan, walaupun fotonya terpilih dua kali, tetapi tidak ada hadiah apa pun yang ia dapatkan.
Walau begitu, Kevin merasa sangat bersyukur karena berhasil menjuarai kontes mengedit foto di kancah internasional.
Selain itu, pria berusia 23 tahun tersebut mengaku mendapat kontrak dari Adobe untuk mengerjakan beberapa proyek bersama dengan imbalan 6.000 dollar US atau sekitar Rp 90 juta.
"9 hari setelah pengumuman, kalau enggak salah 20 Maret 2020, ada email masuk ngakunya dari product manager Adobe yang nawarin beberapa proyek. Dicantumin juga bayarannya 6.000 dollar," papar Kevin.
Sebelumnya, Kevin melakukan online meeting dengan Adobe untuk membicarakan perihal kontraknya tersebut.
Singkat cerita, terjadilah kesepakatan untuk membuat discovery file dan 20 tutorial editing untuk Adobe Lightroom dengan website yang telah disediakan.
"Discovery file itu semacam tutorial cuma tanpa kata-kata jadi cuma diliatin proses editing dari awal sampai akhir, dan bisa ditemukan di aplikasi Lightroom," ujar Kevin.
Proyek itu, diakui Kevin butuh perjuangan yang tidak mudah namun untungnya dapat diselesaikan dengan baik.
Uang diberikan untuk keluarga Kevin mengatakan, uang sebanyak 6.000 dollar atau Rp 90 juta dia berikan untuk keluarga.
Sang ayah, berkeinginan untuk membangun usaha di bidang produk herbal dan itu terwujud berkat uang yang diberikannya tersebut.
"Ya saya ingin yang sedikit berguna bagi keluarga," terang Kevin.
Pria yang saat ini tinggal di Negeri Sakura, Jepang ini juga mengisahkan bahwa dahulu editannya sering diejek dan direndahkan.
Namun, hal itu seakan berbalik 180 derajat ketika Kevin berhasil memenangi kontes edit foto dalam taraf internasional.
"Dipatahin bagaimana pun saya lebih memilih untuk fokus wujudin mimpi saya sendiri, sampai yang hanya disebut tukang mimpi, menjadi Kevin Pramudya Utama," kata Kevin.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Viral, Kisah Pria Indonesia Dibayar Rp 90 Juta karena Editan Fotonya"
(*)
Innalillahi, Rombongan Bus SMP Kecelakaan Usai Dihantam Mundur Truk di Tol Pandaan-Malang, Begini Kronologinya
Penulis | : | None |
Editor | : | Winda Lola Pramuditta |