Grid.ID - Keluarga membeberkan perilaku aneh Alfin Andrian (24), pelaku penusukkan Syekh Ali Jaber di Masjid Falahudin, Lampung.
Sejak ditangkap, pihak keluarga mengaku bila Alfin mengalami depresi dan gangguan jiwa serta sering berperilaku aneh.
Pihak keluarga menyatakan bila Alfin mula depresi setelah ditinggal sang ibu bekerja di luar negeri.
Dikutip dari YouTube Lampung TV, Jumat (18/9/2020), Ibu dari Alfin, yakni Yayat Rohayati menyebut dirinya mendapat kabar Alfin menjadi depresi pada tahun 2016.
Diketahui Yayat berangkat menjadi TKI ke Hong Kong di tahun 2015.
"Dengar kabar dari keluarga kalau anak saya Alfin Andrian itu sudah mulai depresi," kata Yayat.
Yayat menyoroti perubahan yang terjadi pada anaknya, yakni tidak lagi mengenal ibunya sendiri.
"Kami telepon pun biasanya bicaranya lancar, sopan."
"Biasanya 'Assalamualaikum Ibu, apa kabar'," kata Yayat menirukan percakapannya dengan anaknya di telepon.
Yayat menuturkan, setelah ia mendapat kabar Alfin depresi, anaknya tidak lagi mengenali ibunya ketika ditelepon.
"Selalu bicaranya 'Ini siapa?', tidak kenal dengan saya," ujarnya.
Ia merasa kondisi Alfin semakin memburuk, ketika rumah tangga kedua orangtuanya mulai retak.
"Itu dia tambah depresi," sebut Yayat.
Semakin ke sini, Kabar tentang kejiwaan Alfin disebut Yayat semakin memburuk.
"Suka kayak kesurupan," ujar dia.
"Kalau mendengar Adzan atau mengaji selalu bising kupingnya, terganggu," lanjutnya.
Pusing Dengar Orang Mengaji
Ayah pelaku, M Rudi (46) mengatakan, pelaku mengalami gangguan jiwa sejak tahun 2017 silam.
Akibat gangguan jiwa yang dialami oleh Alfin, yang bersangkutan sempat melakukan rawat inap di rumah sakit jiwa.
"Iya mentalnya, karena gangguan saja," kata Rudi, di Mapolres Bandar Lampung, Senin (14/9/2020).
Selama 7 hari Alfin menjalani perawatan di RSJ Lampung sebelum akhirnya diperbolehkan untuk melakukan rawat jalan.
Terkait peristiwa penusukkan terhadap Syekh Ali Jaber, Rudi meyakini gangguan jiwa yang diderita oleh anaknya kembali muncul.
"Iya mungkin (penyakit kumat)," kata Rudi.
Kemudian, paman pelaku, Rangga (28) turut mengiyakan bahwa Alfin memang mengalami gangguan jiwa.
Keanehan sudah ditunjukkan ketika Alfin bekerja menjadi penjaga kios isi ulang air minum di Rawajitu, Tulangbawang.
"Kadang kalau ada yang mau isi ulang dia (Alfin) bengong saja, diam gak mau melayani," kata Rangga.
Akhirnya pada hari raya Idul Adha 2020 lalu, Alfin tak lagi bekerja di Rawajitu, dan sempat pulang ke rumah kakeknya di Kelurahan Sukajawa, Tanjungkarang Barat, Bandar Lampung.
Rangga menduga gangguan jiwa yang diderita oleh Alfin kumat saat yang bersangkutan pulang dari Rawajitu.
Gelagat aneh Alfin muncul ketika ia mendengar suara pengajian dari pengeras suara masjid.
"Terakhir itu dia kalau dengar suara pengajian langsung tutup kuping, katanya pusing dengar itu (suara pengajian)," jelas Rangga.
Syekh Ali Jaber: Orang Terlatih
Syekh Ali Jaber mengatakan, target penusukkan melenceng sebab dirinya ditakdirkan oleh Tuhan untuk menghindar sehingga bisa selamat.
Melihat sosok pelaku yang memiliki perawakan kecil dan masih muda, Syekh Ali Jaber merasa orang yang menusuknya bukan orang sembarangan.
"Padahal orangnya kurus masih muda, mungkin antara 23-24 tahun," kata Syekh Ali Jaber.
"Tapi posisi memegang pisaunya dan cara menusuk, mohon maaf bukan orang biasa, orang terlatih."
"Cara menusukkan itu sangat kuat padahal dia kurus," paparnya.
Syekh Ali Jaber menyinggung fisik pelaku dan kekuatan menusuk yang begitu hebat menandakan orang yang bersangkutan bukan orang sembarangan.
"Fisik yang begitu kecil, kurus, bisa memiliki kekuatan menusuk," kata dia.
Bahkan saking dalamnya pelaku menusuk, pisau milik pelaku sempat patah di dalam, sebelum akhirnya dibuang keluar oleh korban sendiri.
"Ketika saya bangun masih posisi dia menahan (pisau)," kata Syekh Ali Jaber.
"Tapi ketika saya bergerak cepat, patah pisaunya," tandasnya.
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Ibu Alfin Andrian Sebut Anaknya Kerap Alami Kesurupan: Dengar Adzan atau Mengaji Selalu Bising
Source | : | TribunWow |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ulfa Lutfia Hidayati |