Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Mengupil adalah kegiatan biasa, meskipun banyak orang melakukannya, tapi banyak juga orang yang merasa jijik.
Mengutip laman Healthline, faktanya dalam penelitian dari tahun 1995, 91% dari peserta melaporkan bahwa mereka mengupil dan 75% mengatakan "hampir semua orang melakukannya."
Namun, tidak semua orang mengupil karena alasan yang sama.
Meskipun beberapa orang mengupil untuk menghilangkan kotoran yang menjengkelkan, ada juga yang mengorek hidung karena kebiasaan.
Lantas, mengapa kita terbiasa mengupil?
Orang-orang mengupil karena berbagai alasan, antara lain:
· Ada kotoran
Salah satu alasan paling umum orang mengorek hidung adalah untuk menghilangkan kotoran.
Istilah ini menggambarkan lendir hidung kering yang terkumpul di sekitar serbuk sari, debu, dan kotoran lain di dalam lubang hidung.
Kotoran dapat memblokir saluran hidung dan ini mungkin terasa tidak nyaman atau menjengkelkan.
Baca Juga: Pakai Cincin di Jari Manis yang Sama dengan Tunangan, Emma Stone Sudah Menikah?
· Kondisi hidung
Kondisi seperti alergi dan infeksi saluran pernapasan atas (URI) dapat meningkatkan kadar lendir hidung, sehingga meningkatkan pembentukan kotoran.
· Struktur hidung
Ketidakteraturan struktur di dalam hidung dapat menyebabkan masalah yang meningkatkan kemungkinan mengupil.
Septum adalah garis tulang, tulang rawan dan selaput lendir yang membagi hidung menjadi dua saluran hidung.
Kedua lorong ini biasanya berukuran sama.
Namun, beberapa orang memiliki septum yang menyimpang.
Ini berarti septum mereka tidak mengalir di tengah hidung.
Kondisi ini bisa terjadi sejak lahir atau terjadi akibat cedera pada hidung.
Dilansir Grid.ID dari Kompas.com, terdapat beberapa bahaya dari kebiasaan ngupil yang perlu kamu tahu:
1. Luka dalam hidung
Kulit bagian dalam hidung lebih halus dibanding kulit luarnya.
Menurut Dr Brett Comer, asisten otolaringologi di University of Kentucky, AS, inilah yang membuat kulit dalam hidung lebih rentan terhadap kerusakan.
Begitu kerusakan terjadi, bagian dalam hidung akan lambat memperbaiki dirinya sendiri.
Apalagi, goresan atau luka di dalam lubang hidung akan berkembang menjadi kerak atau koreng.
2. Infeksi
Selain luka, infeksi terkait mengupil juga harus menjadi perhatian.
Bagian bawah kuku jari merupakan tempat bersarangnya bakteri.
Apalagi, jika kamu seharian beraktivitas di luar rumah, menaiki angkutan umum, berbelanja, memegang gagang pintu, dan lain sebagainya.
Bayangkan berapa banyak kuman di ujung jari kamu yang digunakan untuk mengupil.
Melansir dari Live Strong, mengupil dapat menyebabkan bisul dalam hidung.
Infeksi ini membawa risiko kuman menyebar ke otak.
Hal ini berbahaya karena banyak pembuluh darah dari hidung yang mengarah langsung ke otak.
3. Mimisan
Mimisan atau pendarahan hidung juga dapat terjadi akibat kebiasaan mengupil.
Mengupil bisa merusak pembuluh darah yang ada di hidung akibat menggaruk dan menyebabkan luka.
4. Peforasi septum
Dalam beberapa kasus ekstrem, mengupil bahkan bisa merusak septum atau dinding yang membagi rongga hidung.
Mengupil sepanjang waktu bisa menghilangkan lapisan mukosa (lapisan lembap) dan tulang rawan septum yang mendasar.
Hal ini bisa membuat lubang di septum hidung.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa jenis perforasi (lubang) septum ini bisa menyebabkan rasa sakit, mimisan, dan gejalan lainnya.
Baca Juga: Kenali Lebih Dekat Dua Member Baru NCT, Ada yang Pernah Jadi Penari Latar Grup Idol Jepang!
5. Jorok dan memalukan
Mengupil merupakan kebiasaan yang jorok.
Apalagi mengingat jari tangan penuh dengan kuman.
Selain itu, pada berbagai budaya, mengupil dianggap sebagai kebiasaan yang memalukan.
Lantar, bagaimana cara berhenti mengupil?
Kamu bisa menggunakan perban di jari tangan.
Ini bisa membuat kurang nyaman untuk mengupil.
Namun, jika hidung terasa benar-benar kering dan gatal, tentu mengupil tak bisa dihindari.
Untuk itu, kamu bisa membasahi hidung dengan semprotan garam atau menggunakan pelembap di malam hari.
Dengan begitu, maka kebiasaan mengupil bisa terhindarkan.
(*)
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Nurul Nareswari |