Laporan Wartawan Gri.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Tak dipungkiri, kehadiran buah hati memang menjadi dambaan bagi banyak pasangan.
Pasalnya, kehadiran anak akan menambah keharmonisan rumah tangga.
Namun, banyak pasangan yang menginginkan momongan terhalang dengan masalah kesuburan.
Baca Juga: Berbagi Cerita Masa Kehamilan, Asmirandah Senang Bayi dalam Kandungnya Sangat Aktif
Masalah kesuburan dapat dialami oleh wanita dan pria.
Kondisi ini cukup umum terjadi.
Bahkan, masalah kesuburan diketahui memengaruhi satu dari setiap enam pasangan.
Dilansir Grid.ID dari Kompas.com, infertilitas atau ketidaksuburan dapat terjadi karena berbagai sebab.
Mulai dari kondisi tubuh hingga dipicu oleh perilaku sehari-hari.
Kabar buruknya, sering kali, infertilitas ini tidak disadari terjadi karena beberapa kebiasaan sederhana.
Lantas, kebiasaan apa saja yang bisa menyebabkan infertilitas atau kemandulan itu?
Tidur merupakan kebutuhan dasar manusia.
Mengutip dari Verywell Family, beberapa penelitian menemukan hubungan antara kebiasaan tidur yang buruk dengan menstruasi tidak teratur.
Menstruasi tidak teratur sendiri dapat menjadi gejala infertilitas.
Selain itu, kebiasaan buruk begadang juga berkaitan erat dengan obesitas yang membuat masalah ovulasi pada perempuan dan sperma kurang sehat pada laki-laki.
Penelitian yang terbit dalam jurnal Medical Science Monitor tahun 2017 menemukan bahwa pria yang tidur kurang dari enam jam menghasilkan sperma yang buruk.
Baca Juga: Alami Pendarahan Serius di Kehamilan Anak Ketiga, Chrissy Teigen Dilarikan ke Rumah Sakit!
Kepopuleran kopi kekinian membuat banyak orang makin sering mengonsumsi minuman berkafein ini.
Namun perlu diketahui bahwa beberapa penelitian menemukan bahwa konsumsi lebih dari 300 mg kafein sehari dapat mengurangi kesuburan dan meningkatkan risiko keguguran.
Kafein tidak hanya berasal dari kopi saja, tapi juga dari teh kental, soda berkafein, hingga minuman berenergi.
Baca Juga: Akibat TB, Indra Bekti dan Istrinya Harus Kehilangan Calon Anak Ketiga Mereka
Jarang berolahraga dapat berpengaruh pada kondisi organ reproduksi.
Hal ini karena biasanya orang yang jarang berolahraga berkaitan dengan obesitas.
Obesitas dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas sperma.
Meski begitu, olahraga berlebihan juga tidak dianjurkan.
Olahraga dalam intensitas berat lebih dari satu jam sehari atau lebih dari 7 jam per minggu dapat mengganggu kesuburan baik pria maupun wanita.
Konsumsi alkohol berhubungan dengan produksi sperma yang berkualitas.
Sebuah penelitian yang meneliti air mani dari pria alkoholik menemukan bahwa hanya 12 persen dari responden yang memiliki sperma sehat.
Studi lain menemukan, wanita yang mengonsumsi alkohol lebih dari tiga gelas seminggu membutuhkan waktu lebih lama untuk hamil.
Junk food sering dikaitkan dengan masalah kesehatan pada umumnya.
Konsumsi junk food secara berlebihan juga bisa menyebabkan masalah kemandulan.
Hal ini berkaitan dengan berat badan.
Tak hanya itu, kandungan asam lemak trans dari junk food juga memegang peran besar dari infertilitas.
Peringatan dalam bungkus rokok yang menyatakan merokok dapat menyebabkan beberapa masalah reproduksi bukan isapan jempol belaka.
Masalah reproduksi ini memang tidak langsung menyebabkan kemandulan.
Meski begitu, jika kamu memiliki masalah pada organ reproduksi, mungkin lebih sulit mendapatkan momongan.
Stres dapat memengaruhi banyak hal dalam kesehatan, salah satunya reproduksi.
Stres dapat menyebabkan masalah kesuburan karena mengganggu siklus ovulasi pada perempuan dan menurunkan kualitas serta kuantitas sperma pada pria.
Bergonta-ganti pasangan juga bisa berpengaruh pada kesuburan, baik pria maupun wanita.
Hal ini karena seks tidak aman berhubungan dengan penyakit menular seksual (PMS).
Megutip laman Tribun Manado, malas mandi tak hanya membuat kulit tampak kusam, tapi juga membuatmu kehilangan kesempatan untuk memperkuat kesuburan.
Menurut sebuah penelititan di London, mandi dengan air dingin di waktu pagi hari bisa meningkatkan produksi hormon testosteron bagi pria dan hormon estrogen bagi wanita.
Diwartakan Sajian Sedap (27/8/2020), sebuah penelitian yang dilakukan oleh Judi Flaws, ilmuwan biologi dari Universitas Illinois, Amerika Serikat, mengungkapkan bahaya yang disebabkan oleh penggunaan gelas plastik.
Setiap gelas plastik pasti mengandung bisphemol A atau BPA, salah satu unsur yang terdapat dalam bahan pembuatan gelas plastik.
Dalam penggunaannya, BPA bisa larut ke dalam makanan atau minuman yang menggunakan gelas plastik sebagai wadahnya.
Baca Juga: Jelang Irish Bella Melahirkan Anak Pertama, Ammar Zoni Minta Doa dari Netizen
Dalam penelitian ini, disebutkan bahwa BPA dapat menurunkan produktivitas sel telur pada organ reproduksi wanita.
Dalam penggunaan gelas plastik yang cukup sering, BPA bahkan bisa menyebabkan produksi sel telur pada rahim berhenti sama sekali.
(*)
Talitha Curtis Bongkar Kelakuan Ibu Angkat, Pernah Sodorin Dirinya ke Om-om di Usia 13 Tahun Demi Hal Ini
Source | : | Kompas.com,SajianSedap.com,manado.tribunnews.com |
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Okki Margaretha |