Grid.ID - Pemerintah AS berencana untuk menyelidiki Vietnam atas dugaan manipulasi mata uang dalam dakwaan yang dapat menyebabkan sanksi perdagangan besar terhadap negara Asia Tenggara itu, menurut laporan Bloomberg pada 30 September.
Penyelidikan baru muncul setelah Departemen Keuangan AS menempatkan Vietnam pada daftar pantauan sepuluh manipulator mata uang potensial pada Januari; Malaysia dan Singapura juga masuk dalam daftar ini.
Kemudian, pada bulan Agustus, Departemen Perdagangan dan Keuangan AS menyimpulkan bahwa Vietnam telah memanipulasi mata uangnya dalam setidaknya satu kasus perdagangan yang melibatkan ekspor ban.
Washington dapat memutuskan sedini mungkin minggu depan bahwa sanksi harus diberlakukan pada impor dari Vietnam, meskipun masih belum jelas apakah sanksi akan diberlakukan sebelum pemilihan presiden AS pada 3 November, dan apakah sanksi tersebut hanya akan diterapkan pada beberapa produk impor tertentu.
Sanksi bisa datang dalam bentuk tarif baru atas impor dan aturan federal baru yang disahkan tahun ini di AS yang memungkinkan Departemen Perdagangan kelonggaran lebih besar untuk menaikkan bea dalam tanggapan khusus terhadap manipulasi mata uang.
Pemerintahan Presiden Donald Trump telah memberlakukan sanksi tarif senilai miliaran dolar AS atas impor China sebagai bagian dari perang perdagangan AS-China.
Pada Juni tahun lalu, India kehilangan akses preferensial ke pasar AS karena sengketa perdagangan.
Pemerintahan Trump secara khusus memusuhi mitra dengan AS yang memiliki defisit perdagangan besar, yang berarti negara-negara yang mengekspor jauh lebih banyak barang ke pasar Amerika daripada yang mereka impor dari produsen AS.
Dijuluki Bos Terbaik, Pria Ini Rogoh Kocek hingga Rp 10 Miliar Demi Belikan Hadiah Mobil untuk Karyawannya, Ternyata Ini Alasannya
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Intisari Online |