Grid.ID - Pandemi Covid-19 dan pembatasan perjalanan di seluruh dunia telah menghentikan wisatawan untuk datang, termasuk ke Bali.
Akibatnya, hampir semua toko dan restoran yang berjajar di sepanjang jalan Kuta harus menutup bisnisnya untuk sementara waktu.
Kuta - daerah yang sebelum pandemi dijejali oleh ribuan pelancong - sekarang benar-benar tidak bernyawa.
Nasib ini dialami oleh semua tempat pariwisata di Bali, dari kawasan resor kelas atas Nusa Dua hingga surga peselancar backpacking di Canggu.
Suara dentuman musik dansa yang menggelegar dari kelab malamnya, seruan para pemilik toko yang menawarkan pakaian dan suvenir murah, serta tawa ceria turis dari seluruh dunia yang berjalan-jalan di trotoar untuk mencari waktu yang menyenangkan kini lenyap sudah.
Meskipun Bali masih jauh dari episentrum Covid-19 jika dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia, ekonomi pulau itu telah terpukul parah oleh pandemi.
Para ahli memperkirakan bahwa 80 persen ekonomi Bali bergantung secara langsung atau tidak langsung pada pariwisata, dan Badan Pusat Statistik mengatakan pada Juli bahwa pandemi telah menyebabkan penurunan 89 persen dalam jumlah wisatawan yang datang ke Bali.
Pulau ini telah mengalami resesi dengan produk domestik bruto menurun 10,98 persen antara April dan Juni, lebih dari dua kali rata-rata nasional.
Berjuang Halalin Pacar di Jepang dan Sudah Dilamar, Pria Wonogiri Berujung Ditinggal Nikah: Tak Kusangka
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Intisari Online |