Grid.ID - Seorang tahanan Palestina yang telah melakukan aksi mogok makan selama lebih dari 100 hari hampir meninggal, kata istrinya, menambahkan dia juga mengalami kram parah dan sakit kepala.
Maher al-Akhras, 49, ditangkap di dekat kota Nablus di Tepi Barat yang diduduki pada Juli dan dimasukkan ke dalam penahanan administratif, sebuah kebijakan yang digunakan Israel untuk menahan tersangka tanpa dakwaan.
Ayah enam anak ini melancarkan mogok makan untuk memprotes perintah penahanan empat bulan yang berakhir pada 26 November tetapi bisa diperpanjang.
"Dia sekarat di depan mata saya dan saya tidak dapat melakukan apa-apa," kata istrinya Taghrid al-Akhras kepada kantor berita AFP dari samping tempat tidur Maher di rumah sakit Kaplan, dekat Tel Aviv pada hari Jumat.
Maher, yang diduga terkait dengan kelompok bersenjata Palestina Jihad Islam, dipindahkan dari penjara ke rumah sakit pada awal September karena kesehatannya memburuk.
“Apa yang harus kita lakukan ketika kita melihat orang-orang tersayang kita sekarat di depan kita,” kata Taghrid, seraya menambahkan bahwa suaminya lemah, hanya mengonsumsi air dan kesulitan berbicara.
"Bahaya apa yang bisa dia hadapi ketika dia bahkan tidak bisa bangun dari tempat tidur?"
Akhir bulan lalu, Komite Internasional Palang Merah memperingatkan "konsekuensi kesehatan yang berpotensi tidak dapat diubah."
Ikhlaskan Lolly yang Kabur dari Rumah Aman, Nikita Mirzani Nangis Beri Pesan Sedih Ini ke sang Putri: Jaga Diri Kamu
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Intisari Online |