Seharusnya sudah tidak boleh diperkerjakan karena keluarga (mendiang) bilang sama saya matanya sudah rabun, pendengaran juga kurang baik,” Ari Wibowo menambahkan.
Tak ingin berpangku tangan, Ari Wibowo segera membawa Tjarmadi ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan yang terbaik.
“Begitu terjadi kecelakaan itu, begitu saya sadar bahwa kesenggol, saya langsung berhenti, saya langsung lari dan bantu dia.
Saya bawa ke rumah sakit ditangani oleh dokter-dokter terbaik bahkan katanya itu tim Presiden Soeharto, tapi setelah 3 hari tidak terselamatkan karena pendarahan di otak,” tuturnya kemudian.
Meski ditetapkan tak bersalah atas tragedi ini, Ari Wibowo nyatanya menunjukkan tanggung jawabnya dengan menyekolahkan anak Tjarmadi hingga lulus bangku SMA.
“Keluarganya saya bawa ke Jakarta dan saya baru tahu bapak 80 tahun itu punya anak yang masih SMP,” ujar Ari Wibowo.
“Dan menariknya anak itu elu sekolahin sampai lulus ya?" tanya Deddy Corbuzier.
“Sampai selesai SMA. Karena bapaknya sudah nggak ada. Bagaimanapun juga salah nggak salah, namanya kecelakaan semua orang salah, tapi setidaknya di balik musibah yang terjadi, aku melakukan yang terbaik yang aku bisa,” jawab Ari Wibowo.
“Dan elu trauma naik motor nggak abis itu?" cecar sang mantan mentalist.
“Gue walaupun hobi, tapi 2 tahun gue nggak mau naik motor. Gue takut, gue trauma. Dan sebagai rasa menghargai keluarga yang sudah aku celakakan,” pungkas Ari Wibowo soal traumanya.
(*)
Source | : | Kompas.com,YouTube TRANS7 OFFICIAL |
Penulis | : | Puput Akad Ningtyas Pratiwi |
Editor | : | Puput Akad Ningtyas Pratiwi |