Laporan Wartawan Grid.ID, Silmi Nur A
Grid.ID - Setelah berjuang melawan kanker langka yang menggerogoti tubuhnya, Ben Watkins akhirnya tak lagi merasakan sakit.
Ben Watkins, kontestan favorit penggemar di Master Chef Junior Amerika, meninggal dunia.
Dilansir dari People, Ben Watkins meninggal pada Senin (16/11/2020) setelah berjuang dengan melawan kanker langka selama satu setengah tahun.
Kematian remaja 14 tahun itu berlangsung tiga tahun setelah kedua orang tuanya tewas dalam insiden KDRT pada 2017.
Paman dan nenek Ben Watkins mengatakan bahwa kini 'Ben telah pulang untuk tinggal bersama ibunya'.
"Setelah kehilangan kedua orang tuanya pada September 2017, kami kagum pada kekuatan, keberanian, dan cinta Ben untuk hidup," kata sebuah pernyataan yang dibagikan di halaman kampanye GoFundMe.
"Dia tidak pernah mengeluh. Ben dulu dan akan selalu menjadi orang terkuat yang kita kenal."
Beberapa hari sebelum ulang tahunnya yang ke-13 tahun lalu, Ben Watkins didiagnosis dengan Angiomatoid Fibrous Histiocytoma, tumor jaringan lunak sangat langka yang terjadi hanya pada sejumlah kecil anak-anak dan remaja.
Ketika penyakit Ben Watkins diungkap ke publik, dia sangat tersentuh oleh curahan cinta yang diterimanya dari setiap penjuru dunia.
"Ben menderita lebih dari bagiannya selama empat belas tahun di Bumi ini, tetapi kami senang karena penderitaannya berakhir dan, pada akhirnya, Ben tahu dia dicintai oleh begitu banyak orang," pernyataan itu menyimpulkan.
Baca Juga: Batal Comeback dengan Album Pertama November Ini, CL Umumkan Rilis 'ALPHA' Tahun Depan
Ben Watkins dirawat di Rumah Sakit Anak Lurie Chicago.
Sang paman mengatakan kepada Chicago Tribune bahwa tumor berukuran bola golf dan tumbuh menjadi massa sebesar jeruk bali di leher keponakannya.
Ben Watkins juga telah menjalani kemoterapi untuk tumor di paru-paru, tulang belakang, dan bahunya.
"Terlepas dari semua rasa sakit dan penyakit yang Ben alami, dia tidak pernah mengeluh, tidak sekalipun," kata Edwards Watkins kepada Chicago Tribune tentang keponakannya.
"Kami berdoa untuk hasil yang berbeda," kata Edwards Watkins.
"Tapi, paru-paru Ben tidak bisa lagi memberinya udara yang dia butuhkan untuk bernapas. Itu sangat menghancurkan," pungkas Edward Watkins.
(*)
Source | : | People.com |
Penulis | : | Silmi Nur Aziza |
Editor | : | Nesiana Yuko Argina |