Grid.ID - Masalah dengan narasi busuk dan keyakinan prasangka adalah bahwa mereka pada akhirnya akan runtuh.
Mungkin inilah yang terjadi pada narasi yang dibuat oleh negara-negara Teluk Arab dan Pakistan untuk melindungi kepentingan geopolitik mereka.
Israel, yang telah lama dianggap sebagai akar penyebab kejahatan yang diderita negara-negara Muslim di sekitarnya dan tidak pernah diakui oleh negara-negara tersebut, kini menjadi pusat perdebatan di negara-negara tersebut.
Beberapa bulan yang lalu Uni Emirat Arab mengakui Israel, dan beberapa hari yang lalu laporan pertemuan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dengan Putra Mahkota Saudi Mohammad bin Salman (MBS) menjadi berita utama di seluruh dunia.
Ini mungkin mengejutkan sebagian besar negara Teluk, dan bagi Pakistan, karena prasangka terhadap orang Yahudi tidak hanya diajarkan melalui narasi agama dan buku teks.
Tetapi juga menjadi kewajiban bagi Muslim yang saleh untuk meminta pertanggungjawaban orang Yahudi dan Israel atas kegagalan dunia Islam.
Industri perang berbasis jihad yang menguntungkan banyak raja Arab dan negara bagian dalam di Pakistan berputar di sekitar kekejaman di Palestina dan Jammu dan Kashmir.
Sekarang pertemuan putra mahkota Saudi dengan perdana menteri Israel menunjukkan bahwa industri perang berbasis jihad tidak lagi dibutuhkan oleh para pemain global dan proxy mereka di Teluk.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Intisari Online |