Secara umum, penelitian-penelitian tersebut menemukan bahwa orang yang terlalu banyak duduk jauh lebih berisiko mengalami kematian dini daripada orang yang bergerak aktif.
Lebih lanjut, peneliti juga menghitung dengan durasi duduk seseorang dalam sehari.
Para ilmuwan menemukan bahwa sebagian besar dari mereka banyak duduk dalam kesehariannya, rata-rata menghabiskan hampir 10 jam sehari.
Selain itu, banyak dari mereka yang hampir tidak bergerak atau melakukan olahraga moderat, umumnya jalan kaki, selama dua atau tiga menit.
Setelah sekitar satu dekade, para peneliti memeriksa daftar kematian orang-orang yang mengikuti studi, kemudian mulai membandingkan gaya hidup dan masa hidup.
Temuan menunjukkan bahwa sepertiga daftar orang dengan durasi duduk terlama dan sepertiga daftar orang dengan aktivitas fisik terendah memiliki risiko kematian dini sekitar 260 persen, dibandingkan mereka yang sedikit duduk dan banyak bergerak.
Baca Juga: Cari Kesempatan Dalam Kesempitan, Guru Olahraga Nekat Cabuli Muridnya saat Korban Mengalami Cedera
Adapun kombinasi lainnya, yakni banyak duduk dan melakukan aktivitas fisik moderat, ternyata cukup menggembirakan.
Sepertiga orang yang berada di pertengahan daftar dan melakukan olahraga selama sekitar 11 menit sehari ternyata secara signifikan memiliki risiko kematian dini yang lebih rendah, jika dibandingkan dengan orang-orang yang kurang gerak dan sekalipun mereka punya perilaku banyak duduk.
Para peneliti mengolah angka temuan mereka lebih lanjut dan menemukan bahwa 35 menit jalan cepat atau aktivitas fisik sedang lainnya dapat meningkatkan harapan hidup seseorang, terlepas dari apapun aktivitasnya.
Viral Rumah Dijual Rp 27 Juta di Yogyakarta, Kondisinya Horor dan Bikin Merinding, Akan Dibeli Joko Anwar?
Source | : | Kompas.com,Nakita |
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Okki Margaretha |