Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Keberadaan covid-19 memang membatasi kita untuk beraktivitas di luar rumah.
Mulai dari bekerja, belanja, sekolah, dan sebagainya.
Kehidupan ini kemudian membuat sebagian orang menjadi lebih banyak duduk, meskipun sebelumnya sudah banyak pula yang terbiasa bekerja di balik meja dan duduk sepanjang hari.
Efek buruk dari terlalu banyak duduk sangat perlu diimbangi dengan aktivitas fisik yang cukup.
Dirangkum Grid.ID dari The New York Times via Kompas.com, sebuah penelitian baru yang dipublikasikan di British Journal of Sports Medicine mengungkapkan, jalan kaki sedikitnya 11 atau 35 menit sehari saja sebetulnya sudah cukup mengurangi konsekuensi kesehatan yang tidak diinginkan akibat duduk selama berjam-jam.
Penelitian tersebut mencari tahu bagaimana pola hidup tidak aktif dapat memengaruhi usia hidup seseorang.
Baca Juga: Jalan Kaki di Rumah Bisa Bakar Kalori Juga Loh, Nggak Perlu Repot Keluar!
Para peneliti mengandalkan data objektif dari puluhan ribu orang tentang bagaimana mereka menghabiskan hari-hari mereka, menemukan bahwa mereka yang paling tidak banyak bergerak berisiko tinggi meninggal di usia muda.
Tetapi, bangkit dan bergerak bisa mengurangi ancaman tersebut secara substansial meskipun gerakannya tidak banyak.
Beberapa studi epidemiologi sebelumnya telah mengungkapkan hubungan antara perilaku banyak duduk dan kematian.
Secara umum, penelitian-penelitian tersebut menemukan bahwa orang yang terlalu banyak duduk jauh lebih berisiko mengalami kematian dini daripada orang yang bergerak aktif.
Lebih lanjut, peneliti juga menghitung dengan durasi duduk seseorang dalam sehari.
Para ilmuwan menemukan bahwa sebagian besar dari mereka banyak duduk dalam kesehariannya, rata-rata menghabiskan hampir 10 jam sehari.
Selain itu, banyak dari mereka yang hampir tidak bergerak atau melakukan olahraga moderat, umumnya jalan kaki, selama dua atau tiga menit.
Setelah sekitar satu dekade, para peneliti memeriksa daftar kematian orang-orang yang mengikuti studi, kemudian mulai membandingkan gaya hidup dan masa hidup.
Temuan menunjukkan bahwa sepertiga daftar orang dengan durasi duduk terlama dan sepertiga daftar orang dengan aktivitas fisik terendah memiliki risiko kematian dini sekitar 260 persen, dibandingkan mereka yang sedikit duduk dan banyak bergerak.
Baca Juga: Cari Kesempatan Dalam Kesempitan, Guru Olahraga Nekat Cabuli Muridnya saat Korban Mengalami Cedera
Adapun kombinasi lainnya, yakni banyak duduk dan melakukan aktivitas fisik moderat, ternyata cukup menggembirakan.
Sepertiga orang yang berada di pertengahan daftar dan melakukan olahraga selama sekitar 11 menit sehari ternyata secara signifikan memiliki risiko kematian dini yang lebih rendah, jika dibandingkan dengan orang-orang yang kurang gerak dan sekalipun mereka punya perilaku banyak duduk.
Para peneliti mengolah angka temuan mereka lebih lanjut dan menemukan bahwa 35 menit jalan cepat atau aktivitas fisik sedang lainnya dapat meningkatkan harapan hidup seseorang, terlepas dari apapun aktivitasnya.
Tapi tentu saja penelitian ini bersifat observasional dan tidak membuktikan bahwa olahraga membuat orang hidup lebih lama, melainkan hanya membuktikan keterkaitan aktivitas fisik, duduk, dan kematian yang sangat erat.
Olahraga jalan kaki adalah salah satu olah fisik paling praktis dan bisa dilakukan di mana saja.
Jenis olahraga ini juga bisa dilakukan semua orang dari beragam tingkat usia dan tingkat kebugaran.
Baca Juga: Ini Rahasia yang Bikin Wulan Guritno Jadi Hobi Bersepeda
Di balik kepraktisannya, ternyata olahraga jalan kaki sudah dikenal lama memiliki sejumlah khasiat bagi kesehatan.
Diwartakan laman Women Health Magazine via Nakita.id, bahwa jalan kaki sekitar 30 menit setiap pagi akan memiliki dampak signifikan pada kesehatan, seperti meminimalisir cedera, membuat tubuh langsing, menguatkan otot, mencegah varises, melancarkan sirkulasi oksigen, dan menguatkan tulang.
(*)
Viral Rumah Dijual Rp 27 Juta di Yogyakarta, Kondisinya Horor dan Bikin Merinding, Akan Dibeli Joko Anwar?
Source | : | Kompas.com,Nakita |
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Okki Margaretha |