Grid.ID - Perkebunan teh nan hijau tentu menjadi daya tarik bagi kamu yang merindukan udara segar.
Kawasan kebun Teh Cikuya Banten bisa masuk dalam daftar rencana liburanmu nanti.
Kawasan kebun teh tersebut belum banyak diketahui orang lantaran letaknya tersembunyi di balik perbukitan yang berada dalam kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS).
Kebun teh yang dikelola oleh PT Harendong Green Farm ini mulai digarap pada tahun 2006.
Kawasan ini tergolong baru, namun kualitasnya sudah diakui dunia dengan menyabet gelar sebagai teh terbaik dunia.
"Tahun 2015 juara satu dunia teh kategori teh oolong, dan 2018 juara dua untuk teh oolong dan teh merah," kata Manajer Harendong Green Farm, Apau, ditemui di Kebun Teh Cikuya, Minggu (27/12/2020).
Gelar juara itu didapatkan pada ajang kompetisi teh bergengsi dunia yakni Global Tea Championship. Kedua ajang tersebut digelar di Amerika Serikat.
Kebun teh ini dikenal dengan nama Cikuya, sesuai nama tempatnya di Kampung Cikuya, Desa Hegarmanah, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, Banten.
Kawasan kebun teh ini berada di dataran tinggi, di atas 700 meter di atas permukaan laut (Mdpl). Luas lahan yang sudah digarap sekitar 30 hektare.
Apau mengatakan teh yang ditanam di kawasan ini merupakan jenis Camellia Sinesis, salah satu jenis teh mahal serta berkualitas tinggi.
Teh jenis ini, kata dia, tidak banyak ditanam di Indonesia, selain di Banten hanya ada di Bangkulu.
Sementara teh yang umum ditanam di Indonesia adalah jenis Assamica.
Dia menyebut, teh jenis ini diperuntukkan untuk kalangan menengah ke atas, lantaran harga jual yang tinggi.
Selain jenisnya yang bagus, proses pengolahannya juga butuh keahlian khusus.
"Dari mulai tanam hingga diolah di pabrik harus ada ahli teh. Yang diproduksi di sini teh organik, beberapa kali gagal juga, beberapa tahun belakangan ini hasilnya bagus," kata Apau.
Teh yang diproduksi oleh perkebunan ini, kata Apau, unggul dari kualitas daun, kandungan air dan aroma.
Hal inilah juga yang jadi alasan terpilih sebagai juara di kompetisi teh dunia.
Lantaran kualitasnya, teh dari pedalaman Lebak ini peminat utamanya dari luar negeri, yakni diekspor ke Amerika Serikat, Jerman, Perancis dan Jepang.
Justru di dalam negeri, kata dia, produknya kurang populer, bahkan di wilayah sendiri kendaraan sudah menggunakan brand nama daerah, yakni Banten Tea.
Jadi tujuan wisata Beberapa tahun belakangan, Kebun Teh Cikuya Lebak juga jadi tujuan wisata lokal.
Bahkan pemerintah Lebak menjadikan kebun teh ini sebagai tempat wisata unggulan daerah.
Hamparan kebun teh yang tertata rapi, jadi daya tarik untuk berswa foto. Beberapa kali tempat ini juga viral di media sosial lantaran sukses menghadirkan spot foto yang menarik perhatian warganet.
"Sebetulnya fokus kita bukan untuk wisata, tapi ternyata banyak yang tertarik datang, akhir mau tidak mau kita percantik dengan buat spot foto di sekitar kebun teh," kata Apau.
Selain berfoto di kebun teh, pengunjung juga bisa mencicipi teh yang diproduksi di sini.
Ada kafe khusus yang dibuat untuk wisatawan dengan beragam menu teh seperti teh oolong, teh merah, teh hijau dan teh opa.
Selain itu, pengunjung juga bisa membawa pulang produk teh sebagai oleh-oleh.
Sayangnya, saat ini kebun teh Cikuya masih ditutup untuk umum karena kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), namun demikian tamu khusus atau warga lokal masih diperbolehkan berkunjung.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Wisata Kebun Teh Cikuya Lebak, Pernah Sabet Gelar Teh Terbaik di Dunia"
(*)
Viral, Pernikahan Ini Sajikan Menu Mie Instan untuk Undangan yang Datang padahal Tajir, Tamu: Kami Juga Bawa Bekal Sendiri
Penulis | : | None |
Editor | : | Winda Lola Pramuditta |