Secara global, kehilangan pekerjaan bagi perempuan mencapai 5 persen, dibandingkan 3,9 persen untuk laki-laki.
Secara khusus, perempuan jauh lebih rentan dibandingkan laki-laki untuk keluar dari pasar tenaga kerja dan menjadi tidak aktif.
Kaum perempuan yang lebih muda juga secara khusus paling terkena dampak, dengan kehilangan pekerjaan, terlempar dari angkatan kerja atau menunda untuk memasuki dunia kerja.
Kehilangan pekerjaan di antara kaum muda (15-24 tahun) berada di 8,7 persen, dibandingkan 3,7 persen orang dewasa.
Ini "menegaskan risiko yang terlalu ril dari hilangnya sebuah generasi", demikian Pemantauan.
Laporan memperlihatkan dampak yang tidak setara terhadap sektor perekonomian, geografi dan pasar tenaga kerja yang berbeda-beda.
Ini menegaskan “Pemulihan berbentuk K”, di mana sektor-sektor tersebut dan para pekerjanya yang paling terkena dampak dapat tertinggal di masa pemulihan, yang mengarah kepada ketimpangan kecuali langkah-langkah perbaikan dilakukan.
Sekor yang terkena dampak terburuk adalah jasa akomodasi dan makanan, di mana terjadi rata-rata penurunan pekerjaan lebih dari 20 persen, diikuti retail dan manufaktur.
Sementara ketenagakerjaan di bidang informasi dan komunikasi serta keuangan dan asuransi meningkat di kuartal kedua dan ketiga tahun 2020.
Peningkatan marjinal juga terlihat dalam pertambangan, penggalian dan utilitas.
Baca Juga: Rahasia Agar Rumah Harum Sepanjang Hari, Dijamin Bikin Betah
Penulis | : | Grid |
Editor | : | Nindya Galuh Aprillia |