Grid.id – Saat ini, keberadaan plastik tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia. Tidak dapat dipungkiri, plastik merupakan salah satu penemuan paling revolusioner yang mempermudah keseharian manusia.
Mengutip dari laman Sciencehistory.org, plastik yang pertama kali ditemukan pada 1896 di Amerika Serikat, menggantikan fungsi benda-benda seperti kulit, tanduk, dan gading—yang saat itu mahal dan langka—sebagai wadah.
Di era modern, plastik tidak hanya dijadikan wadah, tetapi juga digunakan sebagai kemasan yang menjaga keamanan dan kualitas produk yang tersimpan di dalamnya. Misalnya saja, plastik botol kemasan.
Sayangnya, pola konsumsi plastik yang kurang bijak, kebiasaan sekali pakai-buang, dan minimnya kesadaran untuk recycling atau upcycling menimbulkan persoalan lingkungan.
Seperti diketahui, plastik sulit terurai secara alami. Selain itu, mendaur ulang plastik pun tidak mudah karena bahan tersebut memiliki kandungan yang beracun ketika dipanaskan. Alhasil, sampah plastik tercecer di permukaan tanah dan terbawa air sehingga turut mencemari lautan.
Menurut laporan National Plastic Action Partnership yang digagas oleh Kemenko Marves pada tahun 2020, terdapat 6,8 juta ton sampah plastik yang dihasilkan di Indonesia tiap tahunnya, dimana sekitar 9% atau 620.000 ton diantaranya bocor ke laut, danau dan sungai.
Melihat fenomena ini, Danone-Aqua berkolaborasi dengan brand fesyen asal Swedia, H&M untuk menghadirkan solusi dari permasalahan sampah plastik. Danone-Aqua mencoba berkontribusi dalam mengatasi persoalan sampah plastik dengan memberikannya “kehidupan kedua” melalui kampanye Bottle2Fashion.
Lewat kampanye ini, limbah plastik yang ada di darat dan lautan akan disulap menjadi serat kain untuk dijadikan pakaian sehari-hari. Langkah ini juga dilakukan sebagai salah satu upaya untuk mendorong program Pemerintah Indonesia dalam rangka mengurangi 70 persen sampah di lautan pada 2025, juga menekan nol polusi sampah plastik pada tahun 2040.
Kegiatan ini juga menjadi bagian dari dukungan ekonomi sirkular yang memiliki konsep daur ulang berkelanjutan di masa depan. Mengingat semakin banyak masyarakat yang mulai beralih menggunakan produk-produk berkelanjutan.
Hal ini terbukti lewat hasil survei Global Web Index (GWI) tahun 2020, sebanyak 82 konsumen di Amerika Serikat memilih untuk tidak membeli produk dari brand yang tidak bertanggung jawab terhadap keberlangsungan lingkungan. Artinya, peran brand dianggap membawa pengaruh besar terhadap pelestarian lingkungan.
Chandrika Chika Belum Minta Maaf Usai Diduga Aniaya Yuliana Byun, Sang Ayah Datangi Korban
Penulis | : | Fathia Yasmine |
Editor | : | Sheila Respati |