Laporan Wartawan Grid.ID, Ragillita Desyaningrum
Grid.ID – Hepatitis adalah salah satu penyakit paling mematikan di dunia yang menyumbang satu juta kematian di Indonesia setiap tahunnya.
Melansir dari Nakita.ID, menurut dr. Irsan Hasan, Sp.Pd, KG-EH, 80 persen kasus hepatitis terjadi karena panularan secara vertikal, yaitu dari ibu dan anak.
Artinya, jika ibu hamil mengidap hepatitis, khususnya hepatitis B, kemungkinan besar bayi dalam kandungan ikut tertular.
Persentase penularan sekitar 10—20 persen jika lewat pemeriksaan laboratorium, ibu diketahui positif HbsAg, dan 90 persen jika ibu positif HbsAg dan HbeAg.
Baca Juga: Makanan dan Minuman Ini Bisa Membuat Vaksin Covid-19 Kurang Efektif, Apa Saja?
"Ibu yang mengidap Hepatitis B, hamil, lalu melahirkan, itu penularan secara vertikal. Di negara yang angka Hepatitis B-nya tinggi seperti Indonesia, boleh dikatakan lebih dari 80 persen penularan adalah transmisi vertikal, dari ibu ke anak," jelas dokter Irsan.
Dikutip dari Kompas.com, menurut Dokter Wiendra Waworuntu, MKes, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, mengatakan bahwa jika ketahuan bayinya kena, bayinya yang diintervensi sedangkan ibunya diterapi.
Intervensi yang dimaksud di sini adalah untuk mencegah bayi ikut terinfeksi hepatitis B
Pencegahan ini dilakukan dengan cara memberikan vaksin hepatitis B dan suntikan imunoglobulin dalam 12 jam sejak bayi dilahirkan.
Sebab, virus masuk ke inti sel hati dalam 12 jam; jika sudah masuk, vaksin akan gagal.
Akan tetapi intervensi ini hanya menjamin perlindungan sekitar 95 persen.
Chandrika Chika Belum Minta Maaf Usai Diduga Aniaya Yuliana Byun, Sang Ayah Datangi Korban
Source | : | Kompas.com,Nakita |
Penulis | : | Ragillita Desyaningrum |
Editor | : | Nesiana |