Laporan Wartawan Grid.ID, Ragillita Desyaningrum
Grid.ID – Artis Soraya Abdullah dikabarkan telah meninggal dunia pada Senin (1/2/2021) akibat terpapar Covid-19 dalam usia 43 tahun.
Kabar ini disampaikan oleh sahabat dekatnya, Pipik Dian Irawati atau Umi Pipik melalui akun instagramnya.
Dalam unggahan di Instagram, Umi Pipik menuliskan, “Allah lebih mencintaimu wahai wanita surga, aku meyakini dan bersaksi kamu orang baik dengan segala kekuranganmu”.
Selain itu Umi Pipik juga sempat mengabarkan bahwa sebelum meninggal, Soraya sempat dirawat di Ruang ICU selama dua minggu karena terpapar Covid-19.
"Covid-nya sudah dua minggu di ICU. Waktu itu dari pihak keluarga sempat nyari donor plasma (darah)," ujar Umi Pipik, dikutip dari Youtube CumiCumi via Tribunnewsmaker.com.
Selain itu, Umi Pipik juga mengonfirmasi bahwa akrtis yang pernah membintangi sinetron Gerhana II itu juga mempunyai komorbid (penyakit bawaan) yaitu Asma.
"Karena beliau ada sakit asma juga, dari keluarga minta cari donor plasma," terang Umi Pipik.
Jenazah aktris yang pernah dikabarkan dekat dengan Indra Bruggman ini lalu dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Jeruk Purut, Jakarta Selatan, pada hari Selasa (2/2/2021).
Sebelum dikebumikan, suami dari Soraya, Alaa Elaksaas, memimpin sesi doa bersama untuk mendoakan Almarhumah Soraya Abdullah.
"Kita doakan Umi Soraya, doakan dengan seikhlasnya, doa yang kita harapkan ketika kita diberi seorang yang solehah seperti beliau," ucap Alaa Elaksaas dalam doanya.
Melansir dari Kompas.com, Center for Disease Control and Prevention (CDC) juga pernah menyebutkan bahwa orang dengan asma sedang hingga berat bisa berisiko lebih tinggi mengalami sakit parah akibat Covid-19.
"Kita tahu penyebab utama serangan asma adalah penyakit virus, jadi masuk akal Covid-19, penyakit virus yang menyebabkan penyakit pernapasan, bisa lebih buruk bagi mereka yang menderita asma." kata Dr. Sylvia Owusu-Ansah, dokter darurat anak dan dokter medis darurat UPMC Children Hospital of Pittsburgh kepada Healthline.
Tanggapan serupa juga dikatakan oleh Dr. Mauricio Heilbron, ahli bedah trauma dan wakil kepala staf di St. Mary's Medical Center di Long Beach, California, AS
Menurut Heilbron, pasien dengan kondisi mendasar yang melibatkan paru-paru seperti asma, bronkitis kronis ,serta pasien paru obstruktif kronis (PPOK) lebih berisiko mengembangkan pneumonia dan sindrom pernapasan akut terkait Covid-19.
Sebagai gambaran, seorang pasien dengan fungsi paru-paru normal 100 persen dapat turun menjadi 70 persen karena Covid-19, di mana kondisi ini tidak terlalu mengancam nyawa.
Namun pada penderita asma yang mulai dengan fungsi paru-paru 70 persen lalu terinfeksi Covid-19, fungsi paru-parunya bisa turun hingga 40 persen sehingga berbahaya.
Oleh sebab itu, para dokter menyarankan pasien asma untuk terus menggunakan inhaler asma setiap hari sesuai resep.
Pastikan juga untuk selalu menyediakan obat asma yang banyak termasuk inhaler perawatan dan penyelamatan.
Selain itu, penting juga untuk mengelola stress karena stress dapat menghambat sistem kekebalan tubuh kita, apalagi pada pasien asma yang lebih berisiko mengalami komplikasi Covid-19.
Untuk pasien asma yang melakukan karantina di rumah, dokter juga menyarankan untuk sebisa mungkin menjauhi hal-hal yang dapat memicu asma.
"Jika memungkinkan, sebuah ruangan di rumah kita harus dijaga agar bebas dari pemicu. Jauhkan semua hewan peliharaan dari kamar. Cobalah menjaga lingkungan yang bebas debu." ujar Judith E, Quantana RN, PhD, CPN, AE-C, asisten profesor keperawatan dan pengajar asma di Binghamton University Nursing, New York.
Terakhir, waspadai gejala pernapasan apa pun yang kita alami, jangan menganggapnya sebagai alergi semata.
"Siapa pun yang menderita asma atau kondisi kronis lainnya harus mencatat gejala awal seperti sesak napas, batuk yang memburuk, demam, atau sakit pada tubuh dan menghubungi dokter." Begitu kata Dr. Lisa Ide, kepala petugas medis perusahaan telehealth Zipnosis kepada Healthline via Kompas.com.
(*)
Larang Ayah Rozak Jadi Calon Wali Kota Depok, Ayu Ting Ting Ngaku Tolak Tawaran Terjun ke Dunia Politik, Ternyata ini Alasannya
Source | : | kompas,Tribunnews Maker |
Penulis | : | Ragillita Desyaningrum |
Editor | : | Nurul Nareswari |