Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Sudah beberapa hari belakangan hujan terus mengguyur dengan deras.
Tak sedikit wilayah yang mengalami bencana banjir, salah satunya Kota Semarang.
Mengutip laman TribunJateng.com, Semarang dilanda banjir di banyak wilayah pada Sabtu (6/2/2021).
Banjir itu bahkan melumpuhkan beberapa simpul transportasi.
Jalan pantura di Mangkang yang tergenang pun membuat jalan nasional itu macet total.
Di Bandara, genangan di runway juga menunda keberangkatan pesawat.
Dalam laporan Kompas.com (8/2/2021), tak jauh berbeda, beberapa jalan di Jakarta pun ikut terendam banjir.
Di antaranya Jalan Jatinegara Barat, Jalan Jatinegara Timur, Jalan Moh Kahfi di Jagakarsa, kawasan lampu merah Bintang Mas di Jakarta Utara, hingga kawasan lampu merah Bungur di Jakarta Pusat.
Lebih lanjut, tak hanya kerugian materi, banjir juga sangat mengancam kesehatan.
Kita ketahui bersama bahwa banjir akibat badai dan bencana alam lainnya bisa meningkatkan risiko infeksi kulit di antara para korban dan pekerja bantuan.
Dilansir Grid.ID dari laman Health Day, bahaya kesehatan akibat banjir sangat mengejutkan.
"Implikasi kesehatan bagi orang-orang yang terpapar air banjir sangat mengejutkan dan mencakup berbagai masalah dermatologis (kulit), seperti infeksi luka, dermatitis kontak, bahkan cedera listrik akibat kabel listrik yang putus," kata Dr. Justin Bandino, asisten profesor dermatologi di San Antonio Military Medical Center, Texas.
Setelah banjir besar, infeksi kulit dan jaringan lunak dapat berkembang ketika kulit yang terluka terkena air banjir yang mengandung limbah, bahan kimia, dan polutan lainnya.
Secara khusus, tsunami dan badai dapat menyebabkan gangguan besar pada tanah yang menyebabkan pelepasan organisme menular yang tidak biasa.
"Dalam kasus-kasus ketika pasien kekurangan gizi tidak memiliki akses makanan dan air bersih, luka kecil di permukaan yang telah terpapar organisme menular ini dapat mengakibatkan infeksi yang berpotensi berbahaya," katanya.
Hewan dan serangga juga berisiko bagi korban banjir.
Gigitan dari hewan peliharaan dan non-peliharaan, bahkan ular, bisa meningkat karena banjir memaksa mereka bersaing dengan manusia untuk mendapatkan tempat di daerah kering.
Banjir yang tergenang menyediakan tempat berkembang biak nyamuk, yang dapat menyebabkan penyakit seperti Zika atau malaria.
Baca Juga: Tips Memilih Daun Bawang Segar Supaya Makanan Makin Sedap, Nomor 2 Paling Penting
Untuk mengurangi risiko timbulnya masalah kulit pasca banjir, sebaiknya kamu memiliki keahlian tanggap banjir dan rencana evakuasi.
Kamu juga memerlukan kotak P3K dasar yang mencakup perlengkapan untuk membersihkan, menutupi, dan merawat luka ringan.
Tak lupa juga obat nyamuk.
Untuk membantu mengurangi kemungkinan kekurangan nutrisi dan dehidrasi, yang mana keduanya meningkatkan risiko infeksi, siapkan perlengkapan hidup dasar termasuk makanan serta persediaan air bersih.
"Tsunami, angin topan, banjir, dan situasi darurat lainnya dapat memperburuk kondisi dermatologis yang ada, seperti eksim atau psoriasis. Jika memungkinkan, bawalah obat untuk kondisi kulit saat ini selama evakuasi bersama dengan persediaan pertolongan pertama lainnya," kata Bandino.
(*)
Detik-detik Lolly Ketemu Nikita Mirzani usai Perang Dingin, Saling Pelukan dan Elus Punggung
Source | : | Kompas.com,health day,Tribun Jateng |
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Ulfa Lutfia Hidayati |