Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Kondisi pandemi Covid-19 memang menyebabkan kegiatan dalam jaringan (daring) di rumah menjadi sangat umum yang berimbas pada kenaikan penggunaan internet dan platform digital bagi masyarakat, termasuk anak-anak.
Di sinilah peran orangtua penting untuk ikut membangun pemahaman dan komunikasi dengan anak dalam menjadi warga digital yang bijak.
Sebagai orangtua yang bijak pula, maka perlu membentuk karakter yang baik pada anak.
Hal tersebut tak lain agar masa depan sang buah hati semakin terjamin.
Permasalah ini dijelaskan oleh Hendarman, Kepala Pusat Penguatan Karakter, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI dalam acara peluncuran Toolkit Keamanan Keluarga TikTok dengan tema, "Peran Orangtua Ciptakan Lingkungan Siber Aman" yang diikuti Grid.ID (10/2/2021).
Dalam momen Hari Internet Aman Sedunia 2021 ini juga, dijelaskan bagaimana tips membangun karakter anak.
Menurut Hendarman, sebagai orangtua, penting untuk tahu karakter anak.
Hal itu tak bisa hanya mengandalkan sekolah.
“Sebagai orangtua, sebenarnya kita harus tahu karakter sikap dan sifat seseorang. Itu juga dibentuknya tidak bisa hanya mengandalkan sekolah, apalagi saat ini,” kata Hendarman.
Menurutnya, dengan kondisi pandemi ini, orangtua justru bertanggung jawab.
“Jadi dengan adanya pandemi ini, pembelajaran jarak jauh mau tidak mau orangtua harus bertanggung jawab. Orangtua adalah guru pertama dan utama, jadi kalau dia mencoba menghindari tanggung jawab, dia adalah menghindari kodratnya,” papar Hendarman.
Baca Juga: Sibuk Jalani Sinetron di Tengah Pandemi, Cut Syifa Tetap Patuhi Protokol Kesehatan
Ia melanjutkan bahwa karakter anak tidak bisa tumbuh mendadak.
Hal itu merupakan proses panjang yang akhirnya menjadi kebiasaan, tentu saja orangtua memegang peranan penting.
Hendarman menjelaskan peran keluarga akan karakter anak dengan singkatan “Cinta”, yang artinya:
- C: Contoh untuk menerapkan karakter positif
Artinya, orangtua harus menjadi teladan bagi anak-anaknya.
- I: Ingat tujuan positif selama proses pengasuhan
Orangtua maupun anak harus mempunyai persepsi sama untuk menjadi manusia lebih baik dan berkarakter.
- N: Normalisasi diskusi isu sosial dengan anak sesuai usia
Orangtua harus menyesuaikan.
Misalnya, ketika memiliki anak usia 10 tahun dengan 17 tahun, cara berbicaranya tidak bisa disamakan.
Hal itu agar anak memahaminya sesuai usia.
- T: Tempat aman dan nyaman
Orangtua harus bisa menjadi tempat curhat bagi anak, sehingga anak bisa mencurahkan dengan aman dan nyaman.
- A: Amati momen-momen yang dapat dijadikan pembelajaran
Orangtua tidak boleh bersikap pasif, tapi harus bisa melihat lingkungan dalam kehidupan keluarganya sendiri.
Tak lupa juga bisa menggunakan media dan menyesuaikannya dengan anak.
(*)
5 Arti Mimpi Memberi Makan Burung Gagak, Awas Lambangkan Peringatan, Perubahan Besar Akan Datang!
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Nurul Nareswari |