Laporan Wartawan Grid.ID, Ragillita Desyaningrum
Grid.ID – Hampir satu minggu berlalu sejak Ashanty dikabarkan positif terinfeksi Covid-19 pada Senin (15/2/2020).
Selain Ashanty, ketiga anaknya Aurel, Azriel, dan Arsy Hermansyah juga dikabarkan positif terpapar COvid-19 pada hari yang sama.
Sedangkan hasil tes PCR suami dari Ashanty, Anang Hermansyah, serta anak bungsu mereka, Arsya Hermansyah dikabarkan negatif dari Covid-19.
Namun, mengingat bahwa Ashanty mengidap penyakit autoimun sejak tahun 2019, tentunya banyak netizen yang ikutan cemas dengan kondisi Ashanty.
Bahkan tidak sedikit hoax tentang kondisi Ashanty yang tersebar di sosial media.
Oleh karena itu, asisten Ashanty, Vindyka, mengumumkan kabar Ashanty langsung dari Instagram milik Ashanty.
"Hai semua, maaf ya aku harus tulis gini. Kondisi bunda (Ashanty) 7 hari ini sedang naik turun, dan sekarang lagi intensif dirawat di rumah sakit," tulis Vindyka yang dikutip dari Instagram @ashanty_ash, Jumat (19/02/2021).
Vindyka juga mengingatkan untuk tidak percaya dengan berita yang simpang siur tentang Ashanty dan memohon doa untuk kesembuhan Ashanty.
Seperti yang diwartakan Kompas.com, penyakit autoimun sendiri merupakan kondisi ketika sistem imun seseorang secara keliru menyerang tubuh kita.
Jadi, jika umumnya sistem imun kita akan memerangi bakteri atau imun yang berpotensi untuk membahayakan tubuh, pada pasien autoimun, sistem imun justru menyerang sel tubuh kita karena menganggapnya sebagai benda asing.
Jika ditinjau dari sisi medis, sebenarnya penyakit autoimun memang membuat penderitanya lebih rentan mengalami penyakit infeksi, termasuk infeksi virus seperti Covid-19.
Melansir panduan dari IRA (Indonesian Rheumatology Association) via Kompas.com, hal ini dikarenakan pasien autoimun memiliki imunitas yang lebih rendah karena efek obat-obatan untuk mengontrol penyakitnya.
Untuk mengontrol penyakit autoimun, obat-obatan yang biasanya dikonsumsi pasien autoimun biasanya bersifat immunosuppressant atau menurunkan imunitas.
Menurut dr. Hendra Gunawan, Sp.PD, apabila pasien autoimun terinfeksi Covid-19, maka pengobatannya difokuskan untuk mengatasi atau mengurangi infeksi Covid-19.
Namun tentu saja, dokter juga harus menyesuaikan pengobatan dengan aktivitas penyakit pasien pada saat itu.
Sebab, pada penyakit autoimun terdapat fase remisi (aktivitas penyakit rendah) dan fase flare up (aktivitas penyakit tinggi).
"Namun jika pasien ada riwayat paparan terhadap virus covid-19 atau masuk kriteria suspect maupun probable, maka tergantung jenis pengobatan sebelumnya, ada yang bisa tetap dilanjutkan ada yang harus dihentikan hingga 2 minggu untuk observasi," jelas dr. Hendra kepada Kompas.com pada Rabu (17/02/2021).
"Atau 7-14 hari bebas gejala pasca infeksi Covid-19 pada kasus terkonfirmasi dengan gejala ringan - sedang, atau 10-17 hari bila pasien dinyatakan konfirmasi Covid-19 namun tanpa gejala klinis," imbuhnya.
Baca Juga: CDC Perbarui Rekomendasi Penggunaan Masker, Kamu Wajib Tahu Nih!
Adapun pada pasien autoimun yang mengalami gejala berat Covid-19, diperlukan pemeriksaan dan pertimbangan klinis lebih lanjut untuk memutuskan memulai obat-obatan terkait autoimun.
Tentunya, dr Hendra juga mengingatkan pentingnya mematuhi protokol kesehatan dan menjaga kesehatan dengan menerapkan pola hidup sehat.
(*)
Nyesek, Abidzar Ternyata Sempat Jedotin Kepalanya ke Tembok Usai Tahu Uje Meninggal, Umi Pipik: Dia Nyalahin Dirinya
Source | : | Kompas.com,Instagram,Grid.ID |
Penulis | : | Ragillita Desyaningrum |
Editor | : | Nesiana |