"Sudah umur tua nih, aku pergi lah ke Holland, saya pergi ke sex shop. Karena enggak ada yang tahu aku (di Holland), jadi aku tanya-tanya aja.”
"Sejak itu aku punya ‘teman’. Enggak ngerepotin, aku bisa atur sendiri, aku bisa simpan sendiri, that’s my best friend," ungkap Yuni Shara tanpa malu-malu.
Ternyata, bagi beberapa lajang maupun yang sudah berpasangan, menggunakan sex toy dalam aktivitas seksual dapat menambah kepuasan tersendiri.
Tapi awas, pemakaian mainan seks yang tidak higienis, sembarangan, atau malah dipakai bergantian bisa menularkan penyakit seks menular.
Dirangkum Grid.ID dari Komaps.com, penularan penyakit seksual adalah salah satu risiko pemakaian sex toy.
Namun ini harus lebih diperjelas.
Baca Juga: Mengenal Trikomoniasis, Penyakit Seksual yang Bisa Bikin Susah Punya Anak sampai Bayi Lahir Prematur
Bukan sex toy-nya yang membuat berisiko terkena, tapi sex toy dapat menjadi media penyebaran penyakit dari cairan penis atau vagina yang terinfeksi dan masih menempel di mainan tersebut.
Sebuah penelitian dari jurnal Sexually Transmitted Infections melakukan penelitian yang berfokus pada wanita antara 18 hingga 29 tahun.
Wanita yang diteliti adalah para wanita yang pernah melakukan hubungan seksual.
Source | : | Kompas.com,Sajian Sedap |
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Winda Lola Pramuditta |