Grid.ID - Presenter Tya Ariestya berbagi pengalaman dietnya melalui sebuah buku.
Tya Ariestya menuliskan bagaimana program diet yang dilakukannya hingga berhasil memangkas berat badannya sebanyak 23 kilogram dalam waktu 4 bulan.
Dalam bukunya, Tya Ariestya juga membagikan kisah pribadinya menurunkan berat badan agar memotivasi para pembacanya.
Tapi sayangnya buku diet Tya Ariestya ini justru disebut membahayakan karena masuk kategori diet ekstrim menurut Youtuber Yulia Baltschun.
Yulia Baltschun bahkan berharap buku diet Tya Ariestya di-blacklist.
"DIET TYA ARIESTYA BLACKLIST AJA!" tulisnya di caption.
"Cape deh. Diet extrim lahir melulu! Tahun 2021 ketika manusia harusnya lebih kritis eh masih aja ada yang mau rela kalori defisit extrim demi kurus," tulis Yulia.
"Gemes deh! Betapa kejamnya manusia yang publish diet extrim dan berkelit/beropini bilang itu aman padahal jelas-jelas gak aman," lanjutnya.
"Setelah melihat konten dari buku yang ambigu dan membahayakan, ini jatuhnya membahayakan ya," sambungnya.
Setelah komentarnya menuai kontroversi, Yulia Baltschun pun mengunggah sebuah video di Youtube-nya menampik tudingan bahwa dirinya berusaha panjat sosial alias pansos.
Tak hanya sekedar menampik, Yulia Baltschun juga menjabarkan secara ilmiah mengapa buku diet Tya Ariestya berbahaya.
"Jadi inti dari video ini adalah aku akan compair isi dari buku ini dengan evidence based science yang mendukung ataupun yang menyanggah isi di dalam buku," ucap Yulia Baltschun dalam video berjudul 'DIET TYA ARIESTYA DIKECAM PAKAR!!? | Banyak orang kehilangan rambut & gak bisa BAB'.
"Jadi apa bener aku mau pansos atau ga? Jawabannya No nggak sama sekali bukan. Video ini tuh nggak ada kebutuhan personal sama sekali."
Youtuber yang juga merupakan spesialis diet ini mengaku ingin meredakan keresahan terkait kontroversi buku diet Tya Ariestya.
"Video ini tujuannya tuh karena jauh sebelum aku bersuara sebenernya dunia gizi di Indonesia itu lagi resah banget akibat isi buku ini yang sedang viral."
"Jadi intinya sih video ini untuk meredakan keresahan yang sedang terjadi," paparnya lagi.
(*)
Penulis | : | Winda Lola Pramuditta |
Editor | : | Winda Lola Pramuditta |