Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Apakah kamu sering minum kopi hitam, lalu menambahkan krim dan gula?
Kopi memang seolah menjadi minuman sejuta umat.
Tapi ada fakta yang belum banyak orang tahu tentang minuman berkafein ini.
Dilansir Grid.ID dari laman Eatthis, sebuah studi yang dilakukan oleh Northwestern Medicine dan QIMR Berghofer Medical Research Institute di Australia menemukan hal unik.
Baca Juga: Hari Kopi Nasional 2021, Berikut 8 Manfaat Minuman Berkafein yang Jadi Favorit Banyak Orang Ini!
Mereka yang memiliki kepekaan lebih besar terhadap kepahitan kopi, meminumnya lebih banyak daripada mereka yang tidak menganggap kopi itu pahit.
Artinya, mereka menyadari rasa kopi itu pahit, tapi tetap menikmatinya.
Seperti hal berlawanan, bukan?
Mengapa hal itu terjadi?
Baca Juga: Ahli Beberkan Minum Kopi Terlalu Banyak Justru Merusak Jantung loh, Alasannya Bikin Kaget!
Kafein bertanggung jawab atas kepahitan kopi.
Ada dua zat rasa pahit lainnya yang sering diuji, disebut quinine (kina) dan PROP atau 6-n-propylthiouracil.
Kina diekstraksi dari kulit pohon kina yang terutama terletak di Amerika Selatan dan Tengah, serta di antara pulau-pulau Karibia dan digunakan dalam air tonik.
Baca Juga: Ini 6 Aktivitas Pembangkit Energi Pagi Hari, Nggak Harus Minum Kopi kok!
PROP meniru senyawa dalam sayuran silangan, yang meliputi kembang kol, brokoli, dan kubis Brussel.
Para ilmuwan menerapkan teknik yang dikenal sebagai pengacakan Mendel, yang mengukur variasi genetik di antara lebih dari 400.000 pria dan wanita dari Inggris untuk menguji bagaimana rasa pahit memengaruhi jumlah kopi yang diminum.
Peneliti membandingkan varian genetik setiap orang dengan hasil yang dilaporkan sendiri oleh peserta dari survei, yang menanyakan seberapa sering mereka mengonsumsi alkohol, kopi, dan teh.
Baca Juga: Mau Terbiasa Minum Kopi Sebelum Olahraga Seperti Anang Hermansyah? Intip Manfaatnya yuk!
Hasilnya, mereka yang memiliki kepekaan tinggi terhadap kafein alias orang-orang yang merasa kopi itu pahit, meminumnya lebih banyak karena mereka mengasosiasikannya dengan hasil akhir (rangsangan dari kafein).
Semua orang tentu membutuhkan dorogan energi yang ekstra saat pagi hari.
Nah, dari minum kopi itulah faktornya.
"Orang yang memiliki kemampuan tinggi untuk merasakan kepahitan kopi dan khususnya rasa pahit kafein yang berbeda, belajar mengasosiasikan 'hal-hal baik dengannya'," kata Marilyn Cornelis, PhD, asisten profesor Fakultas Kedokteran Universitas Feinberg dan penulis senior studi ini.
Mereka yang sensitif terhadap kafein lebih menyukai kopi daripada teh, dan mereka yang menemukan zat PROP pahit, dilaporkan minum lebih sedikit alkohol, terutama anggur merah.
Kesimpulannya, belum tentu semua pecinta kopi terlahir untuk menyukai rasa kopi yang sebenarnya.
Akhir dari minum secangkir kopi itulah yang mengkondisikan orang untuk mentolerir kepahitan kopi, karena mereka mementingkan efek dari kafein itu.
(*)
Tangis Nunung Pecah saat Singgung Soal Kariernya di Dunia Hiburan, Sebut Perannya Kini Sudah Tergantikan
Source | : | eatthis.com |
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Nindya Galuh Aprillia |