Grid.ID - Paskah 2021 akan segera tiba.
Dalam rangkaian perayaan Paskah 2021, ada beberapa perayaan seperti Kamis Putih, Jumat Agung dan Sabtu Paskah atau Sabtu Suci.
Lalu, apa makna Jumat Agung yang jatuh pada Paskah 2021 di tanggal 2 April ini?
Jumat Agung merupakan perayaan mengenang peristiwa penyaliban sang Juru Selamat, Yesus Kristus.
Mengutip dari Tribun Jabar, berikut sejarah penyaliban Yesus.
Peristiwa tersebut diperingati dalam ibadah Jumat Agung oleh umat Kristiani di seluruh dunia.
Penyaliban adalah sebuah hukuman mati yang dianggap paling kejam dan memalukan di masanya.
Penyaliban sendiri adalah metode eksekusi di mana seseorang digantung dengan lengannya dari salib atau struktur serupa hingga mati.
Namun, jika merunut sejarahnya, sebenarnya kapan metode eksekusi ini mulai dianut oleh masyarakat?
Merunut Sejarah Penyaliban
Dalam sebuah artikel ilmiah yang dipublikasikan di South African Medical Journal (SAMJ) pada Desember 2003, para penulis menyebut bahwa kemungkinan eksekusi ini berasal dari Asiria dan Babilonia.
Meski begitu, penyaliban pertama kali digunakan secara sistematis oleh bangsa Persia pada abad ke-6 sebelum masehi (SM).
Saat itu, korban penyaliban diikat ke pohon atau tiang dengan kaki jauh dari tanah.
Seiring berjalannya waktu, bentuk tiang palang (salib) digunakan untuk melaksanakan hukuman ini.
Pada abad ke-4 SM, Alexander Agung mengadopsi metode ini dan membawanya ke Mediterania lalu berkembang ke Mesir, Suriah, Fenisia, dan Kartago (daerah di Afrika Utara).
Baca Juga: Paskah 2021: Mengenal Makna Rangkaian Paskah, dari Rabu Abu hingga Minggu Paskah
Selama Perang Punisia (Romawi melawan Kartago), para tentara Romawi mempelajari teknik ini.
Bahkan, Romawi menerapkan bentuk eksekusi penyaliban selama lebih dari lima abad.
Menurut sejarawan, ke mana pun prajurit Romawi berada, mereka sering menerapkan eksekusi ini.
Tak tinggal diam, suku lokal yang berperang melawan Romawi juga membalas perlakuan para prajurit itu dengan cara yang sama.
Misalnya saja pada tahun 9 masehi, pemimpin Jerman, Arminius menyalib banyak prajurit Romawi yang dikalahkan oleh Varus.
Kisah serupa kembali terjadi pada tahun 28 masehi, ketika suku Jerman menyalib para penagih pajak Romawi.
Sayangnya, hanya sedikit informasi tentang sejauh mana penyaliban dilakukan di Spanyol, Galia, Afrika Utara, dan Asia.
Selain bangsa Romawi, perkamen Qumran juga menjadi bukti adanya penyaliban bangsa Yahudi setelah abad ke-2 SM.
Perkamen tersebut menjadi bukti bahwa Hukum Yahudi pada masa itu menerima penyaliban sebagai salah satu metode eksekusi yang lebih tua dibanding hukuman rajam atau mencekik.
Baca Juga: Dituding Pindah-pindah Keyakinan, Nafa Urbach Semprot Netizen: Ngga Ada Urusan Sama Kalian!
Di bawah pendudukan Romawi, bentuk hukuman ini menjadi hal biasa.
Bahkan pada tahun 4 SM, bangsa Romawi telah menyalib 2.000 orang Yahudi.
Pada masa itu, penyaliban dipandang sebagai hukuman budak.
Selain itu, hukuman ini juga sarat dengan muatan politik.
Artikel ini telah tayang di Gridstar dengan judul Paskah 2020: Sejarah Penyaliban Yesus yang Dikenal sebagai Jumat Agung
(*)
Ngamuk Saat Tak Diberi Uang, Pengemis di Bogor Ini Malah Ketahuan Lagi Top Up: Ngegas Gak Dikasih
Source | : | GridStar.ID |
Penulis | : | None |
Editor | : | Irene Cynthia |