Laporan Wartawan Grid.ID, Ragillita Desyaningrum
Grid.ID – Bulan Ramadan 2021 menandai kali keduanya umat muslim menjalankan ibadah puasa di tengah kondisi pandemi Covid-19.
Adanya perubahan pada sektor ekonomi selama pandemi seperti pengurangan gaji, pencabutan tunjangan, dan lain-lainnya kemudian membuat sebagian orang harus memutar otak demi mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Apalagi di bulan puasa ini, ada banyak kebutuhan yang harus dipenuhi seperti kebutuhan untuk berbuka dan sahur, THR, infak dan zakat, hingga kue lebaran.
Belum lagi dengan adanya kenaikan harga sejumlah barang yang disebabkan tingginya permintaan di bulan Ramadan.
“Sisi keuangan, harus diatur sedemikian rupa agar cukup, hingga dapat income kembali seperti sebelum pandemi."
"Di sisi lain, Ramadhan sebentar lagi datang. Ada pengeluaran yang bersifat tradisi dan missed, jadi atur nafas, cek keuangan, lalu atur startegi”
Demikian yang disampaikan Ila Abdulrahman, Konsultan Perencanaan Keuangan yang dikutip dari Tribunnews.com.
Baca Juga: Mau Menggadaikan Barang Jelang Ramadan 2021? Jangan Lupa Cermati Hal Berikut Ini ya!
Nah, supaya kondisi keuangan tetap sehat saat Ramadan dan pandemi seperti ini, simak tips mengatur keuangan yang dikutip dari Kompas.com.
Memastikan pondasi keuangan sehat
Seorang perencana keuangan, Budi Rahardjo, mengatakan bahwa dengan memastikan pondasi keuangan, maka kita akan lebih mudah menjalani bulan Ramadan.
Caranya, atur kembali gaya hidup supaya lebih hemat dengan penghasilan yang ada.
“Harus mengatur gaya hidup sesuai dengan penghasialan yang ada, karena secara logika pengeluaran menurun karena enggak ada transpotrtasi, makan di luar dan hiburan,” jelas Budi.
Melakukan prioritas keuangan
Diperlukan penentuan prioritas untuk segala bentuk pengeluaran supaya alokasi dana tidak terhamburkan untuk hal yang tidak mungkin.
Tentunya kita akan merugi apabila uang yang kita dapatkan harus digunakan untuk sesuatu yang sebetulnya tidak atau belum kita butuhkan.
Adapun pengeluaran yang seharusnya diprioritaskan di antaranya seperti belanja bulanan, tagihan listrik, sewa kontrakan, tagihan telepon atau internet.
Hindari pengeluaran tetap berbiaya tinggi
Salah satu contoh pengeluaran tetap dengan biaya tinggi adalah langganan TV kabel yang sebenarnya bukanlah kebutuhan primer.
Teliti lagi dalam menentukan prioritas supaya terhindar dari pengeluaran yang tidak diperlukan dan membuatmu gagal menghemat anggaran.
“Di saat seperti ini, Anda harus menekan pengeluaran habis-habisan, apalagi jika dirasa hal tersebut tidak diperlukan,” ungkap Budi.
Jangan mudah terjebak promosi
Banyaknya promo yang muncul menjalang bulan Ramadan mungkin akan membuatmu lemah sehingga tertarik untuk membelinya.
Berhati-hatilah dalam memanfaat promo yang bermunculan karena promo ini justru dapat merugikan kamu.
Gunakanlah promo hanya untuk membeli barang-barang yang menjadi kebutuhan prioritasmu.
Hindari mengambil dana darurat
Di masa pandemi seperti sekarang ini, kamu perlu menyisihkan dana darurat paling tidak untuk tiga hingga enam bulan mendatang.
Penting untuk memikirkan bahwa di masa yang serba tidak pasti ini, kamu bisa saja tiba-tiba kehilangan pendapatan.
Anda harus memikirkan penghasilan yang mungkin menurun. Sisihkan 3-6 bulan dana darurat untuk pengeluaran, kalau tiap bulan 3 juta, ya minimal Anda harus memiliki dana Rp 9 juta sampai dengan Rp 18 juta,” kata Budi.
Baca Juga: Modal Sedikit tapi Bisa Untung Hingga 30 Persen, Simak Tips Ini Sebelum Menjalankan Bisnis Dropship
Mencari sumber pendapatan baru
Jika setelah dihitung-hitung, pengeluaran tetap lebih besar dari pendapatan, maka ini saatnya kamu mencari sumber pendapatan baru.
Kamu bisa memanfaatkan momen bulan Ramadan ini misalnya untuk berdagang menu berbuka puasa atau kue lebaran atau bahkan masker secara online.
“Salah satu cara bertahan hidup adalah memanfaatkan peluang yang ada dan memastikan mempunyai mode untuk bertahan hidup di situasi buruk ,” tegas Budi. (*)
Source | : | Kompas.com,Tribunnews.com |
Penulis | : | Ragillita Desyaningrum |
Editor | : | Okki Margaretha |