Pakar Komunikasi Ade Armando Sebut Kemewahan Pernikahan Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah Tidak Mempedulikan Rakyat Kecil

Laporan Wartawan Grid.ID, Corry Wenas Samosir

Grid.ID - Pakar komunikasi Ade Armando sempat mengkritik Presiden Joko Widodo lantaran kehadiran RI 1 itu di pernikahan Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah.

Ade mengatakan pernikahan Atta dan Aurel di tengah pandemi covid-19 itu sudah salah.

Ditambah kehadiran Jokowi sebagai saksi di acara pernikahan Atta dan Aurel, dianggapnya tidak mencontohkan kepada masyarakat.

Baca Juga: Mendadak Beri Wejangan pada Atta Halilintar yang Lagi Belajar Jadi Imam yang Baik Buat Aurel Hermansyah, Dul Jaelani Singgung Soal Tugas Suami: Menyelamatkan Istri dan Keturunannya dari Api Neraka

"Kedatangan Pak Jokowi ke acara itu adalah datang ke sebuah acara yang konteksnya udah salah, udah jadi problem, udah dipersoalkan, udah dikritik, dan udah macem-macem, dan tahu-tahu dia datang sebagai saksi pula," kata dia dalam video YouTube yang diunggah CokroTV, belum lama ini.

Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia itu pun menyayangkan kehadiran Jokowi dalam acara pernikahan Atta dan Aurel.

Begitu juga dengan kemewahan yang dipamerkan Atta dan Aurel, disebut Ade Armando hal itu seperti tidak mempedulikan rakyat Indonesia yang masih berada di bawah garis kemiskinan.

Baca Juga: Makan Es Krim Buah Serba Asam di Bali, Aurel hermansyah Tanda-tanda Ngidam?

"Atta itu adalah perwakilan dari crazy rich Indonesia baru, orang kaya baru, yang lazim mempertontonkan gaya hidup yang mewah, tanpa peduli pada kondisi mayoritas rakyat Indonesia yang masih jauh dari sejahtera," ucap Ade Armando.

Menurutnya, semakin Atta memamerkan kemewahannya, hal itu pun akan menjadi ancaman baru setelah paham radikalisme yang berkembang di Indonesia.

"Radikalisme keagamaan jelas jadi ancaman bangsa Indonesia, namun gaya hidup orang-orang kaya yang pamer kekayaan, ini menjadi ancaman baru," tegasnya.

Baca Juga: Pamer Kemewahan, Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah Kena Sentil Pakar Komunikasi: Ini Adalah Teladan yang Salah

Oleh karena itu, Ade Armando pun berpendapat, sebaiknya hasil dari kerja keras itu bukan dihambur-hamburkan, namun bisa digunakan secara produktif.

Agar hal itu bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang menengah ke bawah.

"Poin saya, ketimpangan kaya-miskin di Indonesia masih tinggi. Karena itu uang tidak boleh dihambur-hamburkan."

"Melainkan harus digunakan seproduktif mungkin. Agar bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang masih miskin," tutur Ade.

(*)

PROMOTED CONTENT