Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Kecemburuan adalah emosi yang normal.
Setiap orang mengalami kecemburuan di beberapa titik dalam hidupnya.
Tetapi masalah bisa muncul ketika kecemburuan berpindah dari emosi yang sehat ke emosi yang tidak sehat dan tidak rasional.
Dilansir Grid.ID dari laman Verywellmind, kecemburuan yang tidak masuk akal dan berlebihan pada akhirnya bisa menghancurkan pernikahan.
Kecemburuan sendiri adalah reaksi terhadap ancaman yang dirasakan nyata atau khayalan terhadap hubungan yang berharga.
Nah, banyak kecemburuan yang membebani dan menakutkan, terutama karena dapat menyebabkan perilaku berbahaya seperti menguntit, kekerasan, dan pelecehan fisik.
Cemburu juga bisa terbagi menjadi wajar dan tidak wajar.
Cemburu yang wajar alias normal:
Dalam hubungan di mana perasaan cemburu yang ringan dan sesekali, itu mengingatkan pasangan untuk tidak saling meremehkan.
Kecemburuan juga dapat memotivasi pasangan untuk saling menghargai dan berusaha secara sadar untuk memastikan pasangannya merasa dihargai.
Baca Juga: 4 Tips Biar Nggak Terobsesi Lagi dengan Mantan, Nomor 2 Paling Penting Dilakukan!
Kecemburuan juga meningkatkan emosi, membuat cinta terasa lebih kuat, dan seks lebih bergairah.
Dalam perasaan kecil yang bisa diatur, kecemburuan bisa menjadi kekuatan positif dalam sebuah pernikahan.
Cemburu yang tidak wajar alias tidak sehat:
Ketika kecemburuan kuat atau tidak rasional, ceritanya sangat berbeda.
Akhirnya, orang yang cemburu merasa sangat terbebani oleh emosi, sehingga mereka akan mulai mengendalikan pasangannya.
Baca Juga: Viral Ghosting di Media Sosial, Ini 8 Alasan Mengapa si Dia Melakukannya, Nomor 5 Bikin Ngelus Dada!
Mereka bahkan mungkin menggunakan pelecehan finansial, penindasan verbal, serta kekerasan untuk mempertahankan kendali dan meringankan atau menutupi perasaannya.
Kecemburuan yang tidak sehat lebih berakar pada ketakutan ditinggalkan dan kekhawatiran tidak benar-benar dicintai.
Kecemburuan yang tidak sehat ditandai dengan beberapa hal:
- Menjadi paranoid tentang apa yang dilakukan atau dirasakan pasangannya
- Memantau akun pasangan
- Menampilkan rasa tidak aman dan takut yang tidak biasa
- Membuat tuduhan yang tidak benar
- Mempertanyakan perilaku dan motif pasangan secara berlebihan
-Mengikuti atau menguntit pasangan untuk memastikan keberadaannya
- Melanggar kebebasan pasangan atau melarang mereka bertemu teman dan keluarga
- Membaca email dan teks atau mendengarkan pesan suara, berharap menemukan perselingkuhan atau kebohongan
- Mengirim SMS ke pasangan tanpa henti
Ketika kecemburuan menjadi tidak sehat, itu bisa menghancurkan hubungan.
Karena alasan ini, jika mengalami kecemburuan yang sangat besar yang mengganggu kesehatan perkawinan, penting untuk mencari terapis atau konselor untuk membantu memahami mengapa kecemburuan itu ada.
(*)
Source | : | verywellmind |
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Nindya Galuh Aprillia |