Grid.id – Tanaman porang tengah jadi pembicaraan hangat di dunia maya. Selasa, (13/4/2021) nama tanaman tersebut masuk ke dalam daftar topik trending Google.
Tanaman porang atau Amorphophalus muelleri dahulu hampir tak pernah dilirik untuk dibudidaya. Kini, tanaman liar tersebut menjadi perhatian karena nilai jualnya yang tinggi.
Dikutip dari pemberitaan Kompas.com, seorang petani asal Madiun bernama Mujiono yang sudah membudidayakan porang sejak 27 tahun lalu berhasil meraup untung puluhan juta setiap kali masa panen.
Ia bahkan menyebut keuntungan itu didapat dengan mudah, karena bibit porang dapat diperoleh di hutan sehingga tidak memerlukan modal.
Tanaman tersebut sejatinya memang tanaman liar. Selain itu, perawatan tanaman ini relatif lebih mudah. Cukup diberi pupuk kandang, tanaman ini bisa tumbuh dengan baik.
Berbekal keuntungan yang didapat dari hasil panen, Mujiono bisa membangun rumah hingga membeli lahan untuk menanam lebih banyak tanaman porang. Beberapa petani dari wilayah yang sama juga mengakui bahwa hasil budidaya porang dapat mengentaskan kemiskinan.
Lantas, apa sebenarnya tanaman porang ini? Menurut Peneliti Botani Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Ina Erlinawati, porang merupakan tanaman yang masih satu keluarga dengan bunga bangkai.
"Iya (masih keluarga bunga bangkai), masih satu marga Amorphophallus, tapi nama latin untuk jenis porang adalah Amorphophallus muelleri," kata Ina, seperti diberitakan Kompas.com, Rabu (14/4/2021).
Menurut Ina, dari semua bagian tanaman, umbi tanaman porang memiliki nilai jual tinggi. Umbinya memiliki kandungan glucomannan dan kalsium yang bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan konsumsi.
Glucomannan dapat dimanfaatkan sebagai bahan campuran atau tambahan pada berbagai produk kue, roti, es krim, permen, jeli, selai, dan bahan pengental pada produk sirup dan sari buah.
Sementara di industri kimia dan farmasi, glucomannan biasa digunakan sebagai bahan pengisi dan pengikat tablet, bahan pelapis, dan bahan perekat. Beberapa industri lainnya juga kerap menggunakan tanaman ini sebagai pelapis kedap air, penguat tenunan, hingga bahan pembuat kertas tahan air.
Mudah untuk dibudidaya
Dari segi tampilan, porang memiliki bunga dengan bagian dalam berwarna merah muda dengan bercak putih. Bunga ini akan mengeluarkan bau busuk saat mekar untuk menarik lalat membantu penyerbukan.
Porang juga memiliki bulbil atau tonjolan bulat berwarna cokelat yang tumbuh di bagian daun porang. Satu tanaman porang bisa menghasilkan 1-20 bulbil dengan bentuk dan ukuran beragam. Bulbil inilah yang dimanfaatkan sebagai bibit untuk budidaya selanjutnya.
Tanaman ini juga relatif bisa bertahan di tanah kering. Dikutip dari data Kementerian Pertanian, porang bisa beradaptasi di berbagai jenis tanah dan ketinggian antara 0-700 mdpl. Kelebihan lainnya, porang juga bisa ditanam dengan tumpang sari dengan perawatan minim.
Meski tidak membutuhkan media dan perawatan tertentu, budidaya porang membutuhkan waktu di atas satu tahun untuk bisa menghasilkan umbi yang baik sehingga masa panennya cukup lama.
Porang membutuhkan air dengan intensitas sedang, tidak sampai membuat tanah menjadi becek namun juga jangan sampai tanah kering. Kuncinya, kadar pH tanah yang digunakan untuk menanam porang harus berada di antara 5,5 sampai 6,5.
Baca Juga: Caca Tengker dan sang Suami Merayakan Ulang Tahun Pernikahan, Rieta Amilia Beri Ucapan Manis
Adapun musim panen porang pertama berkisar antara Maret dan April. Sementara, panen kedua berada di Juli sampai Agustus. Pada musim panen pertama, porang cenderung dihargai paling rendah dengan harga Rp 11.000 per kilogram (kg) karena kadar airnya masih tinggi.
Sedangkan pada panen kedua, harganya bisa mencapai Rp 13.000 sampai 15.000 per kg. Saat ini, sudah banyak petani yang mengekspor hasil olahan porang ke berbagai negara, seperti Jepang, China, Australia, hingga Vietnam.
Tips menanam porang
Jika tertarik untuk menanam porang, petani sebaiknya menggunakan sistem terasering akan mendapatkan hasil yang lebih bagus.
Dikutip dari pemberitaan Kompas.com, Kamis (15/4/2021), porang harus ditanam di tanah gembur untuk dapat hasil yang berkembang. Bebatuan dan akar kayu dalam tanah juga harus dihilangkan saat akan menanam porang.
Untuk penanaman, berikan jarak antar benih sekitar 60 centimeter dengan proses pemupukan alami memakai daun-daunan kering. Hindari pemberian pupuk buatan atau disemprot bahan kimia.
Agar porang dapat tumbuh dengan baik, disarankan untuk tidak mencampur porang dengan tanaman lain karena jika berimpit porang berpotensi tidak berkembang.
Selain itu, hindari menanam tanaman kemiri di dekat lahan porang karena akan menyebabkan porang tidak tumbuh dan hanya dipenuhi dengan akar.
Ngamuk Saat Tak Diberi Uang, Pengemis di Bogor Ini Malah Ketahuan Lagi Top Up: Ngegas Gak Dikasih
Source | : | kompas |
Penulis | : | Fathia Yasmine |
Editor | : | Sheila Respati |